Monday, September 20, 2010

Day #4 : beberes.



Seberapa benci kamu akan kata : "beberes" ?

Saya yakin kebanyakan akan menjawab, SANGAT. Tapi saya yakin, saya lebih membencinya ketimbang siapapun.

Seriously, i hate it so much!
***

Entah itu beberes dalam konteks, rumah, kamar, cubicle kantor, bahkan rambut. Berbeda dengan adik saya, yang entah kenapa, gila kerapihan, saya benci segala sesuatu yang tertata. Menurut saya segala sesuatu yang diatur itu tidak normal, tidak natural, tidak seru.

Di kampus dulu, saya dikenal bukan karena saya mahasiswa teladan atau mahasiswa yang banyak kegiatan. Saya seringkali lebih dikenal gara-gara rambut saya yang tidak pernah disisir. Padahal, bukan maksud saya jadi terkenal gara-gara tidak pernah nyisir, saya hanya malas menyisir, benci menyisir. Karena dengan menyisir, itu artinya saya harus beberes rambut setiap hari, sebelum berangkat ke kampus.

Ibu saya pernah bilang, "anak cewek kok, ngga pernah nyisir. Nanti ngga ada yang naksir." Saya tidak peduli, kebetulan waktu itu sedang ada yang naksir pada saya. Lagipula untuk apa menyisir--beberes--untuk orang lain, agar suka pada kita.
***

Suatu hari, saya menemukan rambut saya ruwet. Seperti habis digimbal. Saya coba mengurainya dengan jari, dengan tangan, dengan shampoo. Hanya sisir yang tidak saya coba, karena saya tidak terbiasa menyisir, saya tidak punya sisir.

Hari itu, rambut panjang saya harus dipotong. Saya hampir menangis. Rambut saya harus dipotong, hanya karena saya tidak suka menyisir. Sebuah hal yang selayaknya dilakukan semua orang yang mempunyai rambut.

Saya melihat helaian rambut yang jatuh satu persatu. Hidup saya yang berkembang bersama rambut itu juga ikut berjatuhan.

Hanya karena saya tidak suka beberes, hidup saya harus terpotong. Tersendat, menunggu nya tumbuh kembali, sampai panjang seperti sebelumnya, lalu baru memulai kembali.
***

picture taken here .


Dalam rambut pendek saya, saya akhirnya mengerti. Beberes itu bukannya agar kita disukai orang lain, karena kerapihan yang kita miliki. Beberes itu untuk menata apa yang kita punyai.

Karena saat semuanya tertata, kita tidak perlu menunggu.

No comments:

Post a Comment