Thursday, November 22, 2012

strawberry swing.

Ms. rabbit :
Do you like coldplay, Mr Hippo?

Mr. Hippo :
Who doesn't?

Ms. Rabbit :
No, i mean, do you really really like them? 
Do you like them as if yellow is the new black 
and actually shivering when you hear Shiver over the radio?

Mr. Hippo :
Ah, in that case. I think Strawberry Field is overrated, I'm more into swinging on it.



***

Dear baby,

Masihkah kamu ingat obrolan malam itu? Pembicaraan casual yang sama sekali tidak casual yang kita lakukan hampir dua tahun yang lalu itu? Omong-omong kosong yang akhirnya jadi begitu penting dan bermakna?

Saya masih ingat. Well, setidaknya sebagian dari obrolan itu. Karena kalimat jawaban yang kamu katakan, saya sudah berusaha mengingatnya, tapi saya tetap lupa (jadi saya berimprovisasi sedikit untuk melengkapi ingatan saya terhadap momen itu, tidak apa-apa, ya...?). Tapi, semua detail lainnya saya masih ingat.

Saya benar-benar masih bisa merasakan apa yang kita (lebih tepatnya mungkin, saya) rasakan malam itu. Kita berusaha membuat pembicaraan se-casual mungkin. Yah, selayaknya dua orang asing yang baru mulai mengenal. Demi membuat pertemuan kita yang sama sekali jauh dari akal sehat itu, terlihat normal. Padahal, saya juga masih ingat, apa yang kita rasakan malam itu, jauh dari definisi casual. Saya sendiri mungkin akan lebih senang mendefinisikannya sebagai sesuatu yang sangat intim. Karena sangat mengena di hati, sangat hangat dan mengisi dengan cara yang sederhana. Magis, begitu kira-kira, ya, bila intim terkesan terlalu seksual (tapi nyatanya, jika saya boleh mengaku, kamu memang bisa membangkitkan beberapa dorongan seksual dalam diri saya hanya lewat kata-kata).

Memang, obrolan malam itu bukan hanya soal Coldplay. Tapi juga tentang Sting, Radiohead, dan bagaimana kita bisa secara tidak sengaja menghadiri konser Imogen Heap yang sama. Juga hal-hal lain di luar music preferences itu. Seperti bagaimana kita sepakat Eternal Sunshine of the Spotless Mind itu adalah film paling indah yang pernah dibuat, atau persetujuan mu tentang teori sepatu yang saya buat. Hal-hal tidak penting, yang ternyata bisa sangat menarik untuk dibicarakan.

Tapi, di saat kamu menjawab pertanyaan saya tentang Coldplay dengan benar--dimana artinya kamu menyukai mereka sebagaimana saya juga--saya lalu tiba-tiba mengetahui, kamulah orangnya.

Iya kamu.

Secepat itu? Semudah itu?

Ya, secepat dan semudah itu.

Secepat dan semudah malam itu kita lalu membahas lagu-lagu Coldplay terbaik versi masing-masing, terlibat argumen panjang soal betapa lagu pilihan kita masing-masing adalah yang paling pantas menyandang gelar terbaik, dan berandai-andai untuk menonton mereka secara live.

Aneh ya. Saya ingat semua detail malam itu, kecuali bagaimana kamu menjawab kamu menyukai Coldplay. Semua kecuali detail terpenting itu.

Apakah kamu masih ingat yang kamu katakan malam itu?

Masih, ya? Atau justru tidak sama sekali?

Eh, jangan dijawab sekarang?

Nanti saja, saat kita bertemu. Di salah satu konser Coldplay, saya harap.


***

Ms. Rabbit :
When will I could see them in Indonesia?

Mr. Hippo :
Never will, ms rabbit.

Ms. Rabbit :
Why ?!

Mr. Hippo :
Because we... We won't see them here, Ms. Rabbit.

***


***

"They were sitting
They were sitting on the strawberry swing
Every moment was so precious

They were sitting
They were talking under strawberry swing
Everybody was for fighting
Wouldn't wanna waste a thing

I remember
We were walking up to strawberry swing
I can't wait until the morning
Wouldn't wanna change a thing

Now the sky could be blue
I don't mind
Without you it's a waste of time" -- Strawberry Swing, by : coldplay.

Saturday, November 3, 2012

you've made my day.

"when you let it go, some other will come. in a better form ? sometimes yes, sometimes no. but always with a genuine feelings worth trying."

***

and when you said, you would take me home, i answered yes immediately. not only because i like you, but more because i needed to feel something different.

and despite all the similarities you both might have, i know you're not him in every possible way. but yet, you still made my stomach filled with the happy butterflies...

...a thing i couldn't believe i still can feel.

***




"thank you, you've made my day..."
"it's your day, you deserve it!"

***


"You're driving us down to the sunset,
Where the wind blows warm on the sand
Where the old trees smile to the Ocean
It feels like your smile is feeding the day
It's like the flowers are dancing on your way

I had beautiful dreams for so long
And when I wake up, you say…

You beat my heart,
You know my eyes"


---Nightdrive With You, by : Anoraak.

26 : a milestone.

i hate birthdays. not liking it a bit, with the concept of celebrating your one-year-closer-to-death time. but when you're getting older, something will get you very sentimental about it. just like what i feel this year.

tears and laughter walking hand in hand towards me at the moment. because apparently, turning 26 is more than just numbers.

It's a milestone, to the more interesting life.


***









***



Thursday, October 18, 2012

"what if we are each attached to an invisible string, that when mine touch yours, we are meant to be?"



***

Sometimes I wake up by the door
Now that you've gone, must be waiting for you
Even now when it's already over
I can't help myself from looking for you

It might not be the right time
I might not be the right one
But there's something about us I want to say
Cause there's something between us anyway

I set fire to the rain
Watched it pour as I touched your face
Let it burn while I cried
'Cause I heard it screaming out your name, your name

I might not be the right one
It might not be the right time
But there's something about us I've got to do
Some kind of secret I will share with you

I set fire to the rain
And I threw us into the flames
Where I felt somethin' die
'Cause I knew that that was the last time, the last time, oh


I need you more than anything in my life
I want you more than anything in my life
I'll miss you more than anyone in my life
I love you more than anyone in my life




 

Thursday, October 11, 2012

wedding, marriage, and other things in between.


"Based on some closest friends' experiences, wedding should be spontaneous & less stressful. A good way to start the bigger thing : marriage."

***

Kebahagiaan saat menghadiri pernikahan orang-orang terdekat, adalah sebuah perasaan yang hampir tidak ternilai harganya. Karena, yang benar-benar tidak ternilai itu sebenarnya ketika kita mengetahui proses absurd dibaliknya, dan saat dengan entah bagaimana caranya, tiba-tiba hal-hal yang mereka jalani membuat kita mulai merasa terinspirasi.

Saya sudah menyaksikan setidaknya dua pernikahan (baik secara langsung maupun tidak) selama dua bulan terakhir ini, yang sangat memberikan banyak kepercayaan bahwa sebenarnya menikah itu sama sekali bukan hal yang mengerikan. Terutama soal segala hal yang mendahuluinya, yaitu memutuskan kapan dan bagaimana harus menikah.Tadinya saya pikir, dua hal tadi baru bisa terjawab setelah melalu proses rumit yang bertele-tele. Termasuk banyak perhitungan soal berapa banyak undangan yang hadir, seberapa besar mahar yang diberikan, dan berapa lama waktu yang ideal untuk mempersiapkan semuanya menjadi sempurna.

Tapi ternyata, beberapa orang sudah berhasil membuktikan, bahwa proses nya sama sekali jauh dari kata rumit. Mungkin lebih dekat ke kata, spontan. Dan ajaibnya semua hal yang dilakukan secara spontan, hasilnya akan jauh lebih terasa menyenangkan sekaligus mengejutkan, tapi juga mengharukan dan memorable. Lalu, hal-hal lain di belakangnya (yang cenderung banyak menyita emosi dan pikiran itu), akan tertutup oleh hal-hal yang lebih substansial. Pertanyaannya pun akan berubah. Bukan lagi kapan dan bagaimana, tapi untuk tujuan apa.Tentu saja lebih mudah menjawabnya, karena kita semua pasti mengerti, menikah itu untuk menenangkan jiwa dan menentramkan hati.

Mungkin beberapa orang lainnya, termasuk saya, belum sampai pada tahap menjawab pertanyaan tersebut, tapi masih terjebak mencari jawaban dari pertanyaan lain yang lebih membutuhkan kesabaran : "SIAPA". It's a lot easier now, i guess. Just find someone who makes you do things spontaneously and think substantially.

***


***

This week, my best friend is getting married. I know i will cry like a baby. 
Please someone, just hold my hand along the ceremony...
 






Wednesday, October 3, 2012

hey, ms. rabbit!

"I'm your rabbit, and you're my Alice. Catch me and you'll find a wonderland."

***





30-S-PKI 2012
Lawless Studio Jakarta
by : Ferdy

***

Hello, Ms. Rabbit, welcome to the world!

Sunday, September 30, 2012

peluk di udara.

Saya ingat benar sore itu. Pulang malas-malasan ke rumah, dan menemukan kamar sudah rapih, tidak seperti biasanya. Dari bau udara di dalamnya, yang bercampur dengan jejak hujan, saya tahu, pasti yang membereskannya merokok dulu sebelum pergi. Saya tersenyum, lalu mendapati sebuah file yang agak aneh di layar desktop laptop saya. Saya tidak merasa pernah menulisnya. Hanya saja, sepertinya itu ditujukan pada saya. 

***

 08/10/2010
17.13

Hari ini matahari tampak malas bersinar, mungkin karena pagi tadi turun hujan, tapi saya tidak tahu.. pasti karena saya belum bangun dari tidur saat itu.  Cukup lama juga saya tidak merasakan udara seperti begini, yang bikin saya jadi agak *melow.  Kalau dipikir-pikir pantas saja kota ini dijejali banyak radio mengudara. Hawa sejuk dan nuansa lengangnya yang mendayu, bikin saya bukan cuma rindu segelas kopi hangat, tapi juga lagu-lagu manis pengiring nuansa menuju sore hari. Dan betul saja, hari ini saya keluar rumah diiringi lantunan lagu dari radio mobil teman saya..*hummm nyaman*.

Saya merapatkan badan sambil menghembuskan asap rokok. Memerhatikan teman saya mengelurkan kata demi kata. Hembusan asap keluar sekali lagi, sesaat saya membuang pandangan kearah lain, rintikan hujan kembali turun diluar sana. Kembali pada topik pembicaran, ringan tak berisi..tapi tidak begitu ingin saya hentikan lekas-lekas. Sesekali pembicaraan itu saya timpali, lalu kembali menikmati detik demi detik yang tidak ingin saya tahu "sudah berapa banyak terlewati". Pandangan saya kali ini hanya lurus kedepan..kearah senyum joker yang menyungging rapi disana. Saya tersenyum juga, dan satu batang rokok yang tadi saya bakar sudah jadi puntung yang siap dibuang. Baiklah! saya rasa sudah saatnya. Saya berkemas biarpun belum rela berdiri, udara masih begitu menyenangkan untuk dinikmati *ahh, ternyata saya sudah benar-benar jadi orang ibukota* Dengan berat hati, akhirnya saya ...beranjak pergi.

Sesaat ketika akan masuk mobil, ingin rasanya saya peluk teman saya ini, ya aneh memang! Tapi saya ini sudah melewati banyak masa, kepingan, nuansa, kejadian, kejutan! Memeluk orang-orang yang punya arti dalam hidup ini, adalah seperti penting untuk saya. Sekedar ungkapan terimakasih dan syukur, untuk sesuatu yang biasa saya sebut "moment", sesuatu yang tidak mungkin diulang kembali.


Terima kasih :)
*hug*  

***

Saya lalu melempar pelukan balik lewat udara sore itu. Maaf kalau saya jarang melakukannya secara langsung. Bukannya tidak mau. Hanya saja, saya kurang pandai melakukannya.


*Find out more about the writer here.

Thursday, September 27, 2012

the concept of happiness.

Sulitnya ketika harus melepaskan sesuatu, kadang-kadang bisa sangat tidak terjelaskan. Apalagi bila 'sesuatu' itu sudah dipercayai terlalu lama, sudah menjadi sebuah realita, bahkan menjadi sebuah kebiasaan.

Apalagi jika hal yang kita bicarakan di sini bukanlah sesuatu yang bisa disentuh dan dilihat. Mungkin justru semakin sulit. Karena saat tidak bisa menyentuh dan melihat, kita akan secara otomatis berusaha merasakan saja, untuk akhirnya mempercayai. Dan itu semua sama sekali tidak sederhana.

Seperti para diktator yang berusaha membuat semua orang mempercayai konsep-konsep yang dianggapnya benar dengan segala cara. Kelihatannya memang hanya seperti sekumpulan egosentris dengan kepercayaan diri yang terlalu besar. Tapi saya rasa mereka juga mengalami keraguan pada awalnya. Dan segala hal gila yang akhirnya mereka lakukan, kemungkinan besar adalah mekanisme pertahanan mereka untuk menjadi semakin yakin akan semua konsep yang mereka ciptakan sendiri.

Karena konsep--kita sebut saja begitu, untuk hal-hal yang tidak berbentuk itu--kita perlu melihat bagaimana ia tumbuh dan bekerja untuk kita. Mempengaruhi kehidupan kita. Memberikan perubahan-perubahan dalam cara berpikir kita.  Memberikan kebahagiaan, satu hal yang paling dicari manusia dalam hidup.

Sebuah konsep yang tumbuh bersama diri kita. Bukankah itu hal yang paling ajaib yang manusia bisa ciptakan ? Dan saat keajaiban tercipta, sebaiknya jangan minta seseorang untuk menjelaskan bagaimana rasanya untuk akhirnya kehilangan keajaiban itu.

***

My concept of happiness consist of you, our future home, our kids, and a lot of indescribable magical feelings in the middle.


I'm just not ready to let go.
Never ready.


*** 


I know there'll come a time again
When everything will fit right in
And I won't have to see your face
In strangers on the street

But I would rather feel the sting

Than never to have felt a thing
I'll always know you were the one
To rip me from the ground

It's all because of you that I'm through

It's all because of you that I'm all through 

--I'm Through, by : Ingrid Michaelson

***

Sunday, June 17, 2012

bajaj kebahagiaan.

Banyak sekali tulisan saya yang terinspirasi dari pertanyaan. Entah pertanyaan saya pada diri saya sendiri, atau pertanyaan teman pada saya. Ini adalah salah satunya. Dan mungkin salah satu yang berasal dari pertanyaan paling menghantui, yang pernah saya dengar. Maaf, saya harus mengajak Anda mendengarnya juga, dan mungkin saja merasa ter-hantui sesudahnya.

"Apakah saya akan menemukan kebahagiaan ?" kata seorang teman lewat pesan pendeknya, malam itu. Saya yang sedang menyetir (irresponsibly) hampir saja menabrak truk di depan saya. Saya tidak tahu jawabannya.

***

Melihat ulang kehidupan saya beberapa tahun lalu yang persis seperti mengendarai sebuah odong-odong--naik turun dengan lambat tanpa pernah beranjak dan membosankan (tapi setidaknya odong-odong ala saya tidak disertai 'soundtrack' lagu anak-anak yang mirip dangdut house mix), saya bahkan pernah ada di titik tidak berani mempertanyakan kebahagiaan dalam bentuk apapun. Terlalu penakut untuk benar-benar mempercayai itu akan terjadi dan berpikir bagaimana saya harus menghadapinya kalau ternyata kebahagiaan itu tidak pernah ada.

Tapi apa sih definisi kebahagiaan itu ? Sesuatu yang membuat kita merasa senang, baik lahir maupun bathin. Sesederhana itu. Namun kadang memang kita terlalu menyederhanakan sesuatu, sampai-sampai membuatnya sangat menjadi dangkal. Setidaknya saya begitu. Saya memasukkan semua hal ideal ke dalam definisi kebahagiaan yang ada di kepala saya. Kebanyakan hal duniawi, hal-hal kompleks, hal-hal yang terlalu besar yang bahkan membuat mereka jadi  semakin sulit terlihat. Padahal, jika kita kembali ke definisi kebahagian yang tadi sudah saya ungkapkan--yang sepertinya cukup mudah untuk dimengerti--kata kuncinya hanya satu : merasa. Perasaan, rasa, merasakan. Kadang-kadang banyak sekali aspek yang kita haruskan ada dalam kebahagian kita, hingga akhirnya kita terlalu banyak menghitung dan mencari, namun lupa merasa. Dan ternyata, memang hanya itu yang dibutuhkan. Just feel everything, no holding back. Percayalah, seketika kebahagiaan itu akan terasa mungkin.

Karena sesaat setelah saya mulai merasa lagi, odong-odong kehidupan yang saya naiki, tiba-tiba berubah menjadi bajaj. Melaju tidak terduga dan penuh dengan getaran emosi, dimana yang tahu arahnya pergi hanya saya dan tuhan. Bayangkan, betapa akhirnya meraih kebahagiaan itu tidak lagi tampak tidak mungkin. Sisanya, hanya pastikan kita mengemudikan bajaj dengan berani. Siapa tahu, kita akan dibawa pada banyak kesempatan meraih kebahagiaan, yang pastinya akan sia-sia jika sedikit saja kita merasa takut.

***

Persis seperti kata seorang teman yang lain, "Berani lah untuk meraih kebahagiaan. Hanya itu itu kuncinya."

Monday, May 14, 2012

(di)permain(k)an kata.

"Mana yang lebih menyakitkan, a.) mencintai tapi tidak berbalas, atau b.) saling mencintai tapi tidak boleh bersatu ?"

Saya terdiam sebentar sambil mengusap-ngusap hidung saya dengan gundah. Saya tidak tahu, dan cenderung tidak ingin tahu jawabannya. Karena buat saya, dua-duanya sama saja. Sama-sama tidak bisa bersama.
 
***

Akhir-akhir ini, beberapa pertanyaan yang datang dalam bentuk permainan kata, sering datang menunjungi otak saya, yang isinya cuma hapalan lirik lagu dan tempat makan enak ini. Seperti, "Mana yang lebih menarik : a.) Musisi tapi selera musiknya jelek, atau b.) Tidak bisa main musik tapi selera musiknya bagus c.) Suka main musik, bukan musisi, tapi selera musiknya bagus."

Biasanya yang menjadi jawaban terbaik adalah jawaban yang terakhir. Karena seringkali membawa dua premis positif, yang menyelesaikan kebingungan kita, dan memberikan opsi terbaik. Terbaik, daripada tidak dapat salah satunya, bukan begitu ?

Tapi, kurang beruntunglah saya, saat yang menyusup di kepala saya hanya dua pilihan. Memang begitu cara kerja hidup. Memberikan dua pilihan yang sama sekali bukan penyelesaian, apalagi berupa hadiah yang diturunkan untuk meringankan beban kita.

Saya mengulang rangkaian permainan kata itu sekali lagi : "Mana yang lebih menyakitkan, a.) mencintai tapi tidak berbalas, atau b.) saling mencintai tapi tidak boleh bersatu ?"

Saya menengadah, seperti yang biasa orang lakukan saat ingin membangun komunikasi dengan Tuhan-nya. Dalam diam saya bertanya : "Memang bagaimana seharusnya, a.) Belajar mencintai siapa saja yang bisa membalas cinta, lalu bersama, atau b.) sudah saja tidak usah mencintai sama sekali bersama-sama?"

Jawabannya tidak datang-datang sampai saya tertidur karena kelelahan. Mungkin pertanyaan saya salah. Atau mungkin juga, saya bertanya kepada yang salah.


***

(weheartit.com)

***


"Turn down the lights
Turn down the bed turn
Down these voices inside
My head lay down with
Me tell me no lies just
Hold me close don't
Patronize me..."---Bonnie Rait, on : 'I Can't Make You Love Me'.





Friday, May 4, 2012

Kadang, kata-kata tidak lagi cukup untuk mengutarakan banyak hal.


Pagi ini, sepasang emoticon yang terlihat biasa-biasa saja, membuat saya merasa hebat. 
Saya yakin, keduanya terbuat dari berbagai macam emosi yang luar biasa, hingga bisa menyentuh saya dengan cara yang aneh.

***


 ***

 "Sometimes I might seem cold holding back my sympathies
For people stories people tell
Can so easily be believed ;
The truth gets so distorted when everyone knows best
And sadness tends to find his friends
On the road to righteousness -
Darling, let's never be a part of that

Cause I love your smile

I love your smile
Girl, I love your smile
More than you know.

I don't know why a laugh is hard to find


Could it be all of your fears that we hide behind ?

Like bricks in the wall I wanna see them fall down !"
---Charlie Winston, on : 'I Love Your Smile'


Monday, April 30, 2012

interesting people, interesting life.

how are you going to share your life with your future kids ?

I'll show them these photos, and say : "Mommy has a very interesting life because of these crazy people. You, find yours, and make sure your life will be more interesting than mine..."

***

 

***

"The world is on my side
I have no reason to run
So will someone come and carry me home tonight
The angels never arrived
But I can hear the choir
So will someone come and carry me home

Tonight

We are young
So let’s set the world on fire
We can burn brighter than the sun

Tonight

We are young
So let’s set the world on fire
We can burn brighter than the sun

So if by the time the bar closes

And you feel like falling down
I’ll carry you home tonight...
"---Fun., on : 'We Are Young'


Wednesday, February 15, 2012

"if there is a god, i know he likes to rock."

MOZ. That's how people sometimes called him, or famously known simply as : Morrissey. This guy has very much well known with his contribution in how good the Smith rule the music scene in the 80's, and moreover alone as a solo singer/musician.


Btw, why the hell i open this post with such a cliche background of 'WHO IS MORRISSEY'?! OF COURSE YOU (and everyone that concerns enough about counter culture movements and indie music) KNOW(s) MORRISSEY! As in fact, most of us considered him as God.

And attending his concert, for some people, is the main purpose in life.


 ***

Sebuah kehebohan terjadi di timeline twitter saya pagi ini, dimana hampir semua orang bereaksi sama terhadap berita konfirmasi konser tunggal Morrissey di Jakarta. Semuanya terjebak dalam sebuah histeria berjamaah, menyebut-nyebut bahwa akhirnya sang idola bisa ditonton live sebelum mati (maklum, si opa yang stau ini memang sudha berumur--dan beberapa yang menyukainya juga sudah cukup berumur, ditambah sebuah spekulasi tentang kiamat 2012 yang sedikit banyak dipercaya akan terjadi). Saya juga terlibat di dalamnya. Kebanyakan hanya karena ingin menyebarkan berita gembira ini, sisanya memang kepingin nonton juga, meskipun saya bukanlah salah satu hardcore fan-nya.

Ada yang (lebay-nya) langsung tremor, teriak-teriak tidak karuan, atau tiba-tiba bengong di tengah kegiatan apapun yang sedang dilakukannya pagi tadi, karena terlalu gembira. Well, Morrissey is coming to town, what should i say. Sesuatu yang sudah menjadi harapan umat-nya di Indonesia mungkin semenjak dua dekade silam, dan tidak banyak yang optimis hari ini akan tiba.

Saya tidak akan berkomentar negatif tentang apapun reaksi orang hari ini, karena saya tahu, mungkin saya juga bisa saja melakukan hal-hal gila di atas (atau bahkan yang lebih gila) kalau saja yang datang ke Indonesia itu adalah Coldplay atau Manic Street Preachers. Dua band yang lagu-lagunya merasuki kehidupan saya semenjak pertama kali saya dengar, yang lalu mulai menjadi obsesi pribadi paling tinggi, di atas hal-hal duniawi lainnya. Senang rasanya melihat teman-teman dan beberapa orang yang saya tahu memuja Morrissey seperti saya memuja Chris Martin, akhirnya akan mencapai titik tertinggi itu beberapa saat lagi.  Mungkin hal ini juga yang membuat istilah 'naik haji kecil' itu populer. Sebuah istilah yang menggambarkan pencapaian seorang fans fanatik, ketika akhirnya bisa menonton idola-nya, live and upclose. Sebuah ekspresi pencapaian tertinggi dari karier para gigs freaks dan music geek, yang kali ini tampaknya adalah kesempatannya para pemuja Morrissey.

Mungkin beberapa orang--obviously haters--akan merasa, ini hanya sebuah obsesi sinting dari segerombolan cult pemuja Tuhan gadungan, dan terpaan budaya populer yang terlalu tinggi, tapi apa sih yang salah dari berekspresi terhadap sebuah hal yang paling kita sukai di dunia ? Bukankah dalam hidup itu perlu ada sebuah pencapaian--apapun itu bentuknya ? Dan bukannya ekspresi itu adalah bentuk paling umum dari emosi, yang sayang sekali jika hilang dari hidup ini ?

Jika tuhan itu memang ada, saya yakin ia tidak akan keberatan berbagi umatnya dengan para musisi yang menyentuh emosi ini. Karena toh ini adalah masalah apresiasi, bukan dualisme kepercayaan. Persis seperti apa yang Billy Corgan dari Smashing Pumpkins (yang sudah saya tunaikan ibadah haji kecil-nya dua tahun lalu, dan rasa-rasanya beberapa teman saya masih ingat bagaimana wajah histeris saya muncul secara close up di big screen sebelah panggung, karena saya ada di barisan terdepan, dan terlihat paling histeris), katakan lewat salah satu lagunya :

"If there is a God
I know he likes to rock
He likes his loud guitars
And his spiders from Mars..."


Amen, to that.

***

I'm still waiting for my time to come. To scream histerically at Coldplay's concert front row, and to shed a tears as Manic Street Preachers begin to play the first tune in front of my very eyes. 

*finger crossed*

***
 

 Laneway Festival Singapore 2012 :
Where I fulfilled most of my biggest obsession in music
Feist, Chairlift, M83, etc.

Tuesday, February 14, 2012

valentine's (not) suck : a present from the universe.

Valentine's day suck.

Membuat para laki-laki sibuk dengan serba salah, berusaha menebak-nebak apa yang pasangannya inginkan (atau tidak inginkan). Sedangkan para perempuan, berharap-harap cemas, apakah pasangan mereka cukup peduli (dan tidak takut jadi banci) untuk memberikan kejutan manis.

Saya sudah melewatkan proses menyebalkan itu cukup lama (and save my ex BFs a lot of energy). Tapi harus saya akui, tahun ini Valentine sepertinya berhasil membunuh keskeptisan saya.

***

Semalam, seorang teman menghubungi lewat sms dan telepon. Minta saran, lagu apa yang kira-kira bagus dipakai mengiringi Valentine's Day. Sisi pecinta musik saya langsung merasa tertantang, tapi sisanya--sisi anti-valentine--mulai berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang konyol. Membantu seseorang, untuk melakukan sebuah ritual yang tercipta hanya karena sebuah legenda seorang martir--yang bahkan tidak berhubungan. Tapi toh, saya tetap mencarikan lagu untuknya.

Dan di tengah-tengah semua proses itu, diam-diam saya berpikir, apa benar Valentine itu useless?

Di luar semua ketololan bahwa merayakan Valentine itu artinya membeli benda-benda berwarna pink muda atau cokelat berbentuk hati beraroma mawar, yang belum tentu rasanya enak, saya mulai merasa, mungkin saja Valentine ini diciptakan dengan maksud tertentu. Seperti, misalnya, membuat orang yang kita sayangi tersenyum.

Siapa sih yang tidak tersenyum saat menemukan setangkai mawar di pintu depan rumahnya ? Atau saat mencium aroma pancake yang dibuat khusus sebagai tanda cinta, dan saat menerima sebuah bingkisan berisi boneka binatang yang enak dipeluk, lengkap dengan kartu ucapan bertuliskan 'xoxo'. Lalu sebagai timbal baliknya, melihat si penerima tersenyum seperti itu, siapa yang tidak akan tersenyum lebih lebar. Semua effort terbayar. sisanya hanya perasaan yang hangat karena bisa sama-sama berbagi senyuman.

Saya sih bukan tipe perempuan yang luluh oleh mawar, pancake, dan boneka binatang (iya, ini #KODE untuk yang ingin mengirimi saya kado Valentine), tapi saya lemah sekali dengan satu hal yang bernama 'ketulusan'. Apapun alasannya, bagaimana pun caranya (tapi please, jangan mawar atau teddy bear), asalkan diawali dengan sebuah niat tulus untuk membuat yang disayang tersenyum, semuanya akan termaklumi.

Saya pun tersenyum, mengirimkan satu judul lagu untuk teman saya tadi, dan berharap, semoga esoknya dia dan pasangan benar-benar bisa bertukar senyuman yang bermakna. Lebih dari sekedar ritual Valentine itu sendiri. .

***

And this morning, i smell a conspiracy between Valentine's Day itself and the universe. They sent me a special personalized valentine present. When the present passing me by on the highway--trying to make a statement--all i could do was capturing it right away.


"I really wanted to share it with you, 
and the thoughts of it made me smile... even wider."

***

"Before I die I'd like to do something nice
Take my hand and I'll take you for a ride
You hit me yesterday because I made you cry
So before we die let me do something nice

I want to buy you something but I don't have any money

No I don't have any money
I want to buy you something but I don't have any money
No I don't have any money

And if I had a car I would trade in my car

If I had a gun I would trade in my gun

Honey we ran from the country,
when we rushed to the city
And now there's nothing to be done
there's nothing to be done..."
--The Drums, on : Money
.

Friday, January 27, 2012

we may found love in a hopeless place ...

... but apparently, it's the best place to fall in love.

***



***

"Yellow diamonds in the light
And we're standing side by side
As your shadow crosses mine
What it takes to come alive
It's the way I'm feeling I just can't deny
But I've gotta let it go

We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
Shine a light through an open door
Love and life I will divide
Turn away cause I need you more
Feel the heartbeat in my mind
It's the way I'm feeling I just can't deny
But I've gotta let it go
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place
We found love in a hopeless place" ---We Found Love (Rihanna Cover) , by : Coldplay.

Monday, January 9, 2012

Kegelapan itu menular. Kegalauan itu menghasut.

"Beberapa hal dalam hidup itu harusnya diatasi, bukan disesali. Dimaklumi, bukan dikutuki."
***

Saya sih jarang sekali ingin menguliahi orang dengan pepatah-pepatah soal kehidupan. Karena menurut saya, semuanya hanya soal teori. Dan tidak ada yang lebih benar dari menjalaninya saja, ketimbang membebani kehidupan itu sendiri dengan sekumpulan hal-hal teoretis absurd yang membuat kita jadi susah mengaplikasikannya.

Tapi akhir-akhir ini, rasanya ingin sekali berteriak di kuping beberapa orang tentang bagaimana seharusnya hidup itu --secara teoretis-- dijalani saja. Apalagi ketika beberapa orang itu merasa berhak mengganggu ketenangan hidup orang lain dengan membagi beberapa pandangannya soal hidup yang mengusik.

Kegelapan itu menular. Kegalauan itu menghasut. Atau paling tidak kedua hal itu bisa menelanjangi diri kita sendiri di hadapan orang lain, dan membuat kita  semakin sulit digapai. Jauh dari teori hakiki tentang berbagi, yang seharusnya membuat bebapa hal jadi terasa lebih mudah.

Tidak ada yang lebih mudah memang kalau bicara soal hidup. Banyak permasalahan yang akan sangat sulit dimengerti lewat cara pandang yang kelewat kaku, apalagi kalau sudah memilih untuk tidak merasa bahagia.

Jadi, bukankah lebih baik berbagi ketololan hidup secara atau cerita konyol yang garing ? Setidaknya orang bisa mentertawainya secara sarkastik, dan tidak jadi mencibir sinis lalu ikut merasa tidak bahagia.
***

"There are so many choices in life. Being happy is one of them."