Sunday, September 30, 2012

peluk di udara.

Saya ingat benar sore itu. Pulang malas-malasan ke rumah, dan menemukan kamar sudah rapih, tidak seperti biasanya. Dari bau udara di dalamnya, yang bercampur dengan jejak hujan, saya tahu, pasti yang membereskannya merokok dulu sebelum pergi. Saya tersenyum, lalu mendapati sebuah file yang agak aneh di layar desktop laptop saya. Saya tidak merasa pernah menulisnya. Hanya saja, sepertinya itu ditujukan pada saya. 

***

 08/10/2010
17.13

Hari ini matahari tampak malas bersinar, mungkin karena pagi tadi turun hujan, tapi saya tidak tahu.. pasti karena saya belum bangun dari tidur saat itu.  Cukup lama juga saya tidak merasakan udara seperti begini, yang bikin saya jadi agak *melow.  Kalau dipikir-pikir pantas saja kota ini dijejali banyak radio mengudara. Hawa sejuk dan nuansa lengangnya yang mendayu, bikin saya bukan cuma rindu segelas kopi hangat, tapi juga lagu-lagu manis pengiring nuansa menuju sore hari. Dan betul saja, hari ini saya keluar rumah diiringi lantunan lagu dari radio mobil teman saya..*hummm nyaman*.

Saya merapatkan badan sambil menghembuskan asap rokok. Memerhatikan teman saya mengelurkan kata demi kata. Hembusan asap keluar sekali lagi, sesaat saya membuang pandangan kearah lain, rintikan hujan kembali turun diluar sana. Kembali pada topik pembicaran, ringan tak berisi..tapi tidak begitu ingin saya hentikan lekas-lekas. Sesekali pembicaraan itu saya timpali, lalu kembali menikmati detik demi detik yang tidak ingin saya tahu "sudah berapa banyak terlewati". Pandangan saya kali ini hanya lurus kedepan..kearah senyum joker yang menyungging rapi disana. Saya tersenyum juga, dan satu batang rokok yang tadi saya bakar sudah jadi puntung yang siap dibuang. Baiklah! saya rasa sudah saatnya. Saya berkemas biarpun belum rela berdiri, udara masih begitu menyenangkan untuk dinikmati *ahh, ternyata saya sudah benar-benar jadi orang ibukota* Dengan berat hati, akhirnya saya ...beranjak pergi.

Sesaat ketika akan masuk mobil, ingin rasanya saya peluk teman saya ini, ya aneh memang! Tapi saya ini sudah melewati banyak masa, kepingan, nuansa, kejadian, kejutan! Memeluk orang-orang yang punya arti dalam hidup ini, adalah seperti penting untuk saya. Sekedar ungkapan terimakasih dan syukur, untuk sesuatu yang biasa saya sebut "moment", sesuatu yang tidak mungkin diulang kembali.


Terima kasih :)
*hug*  

***

Saya lalu melempar pelukan balik lewat udara sore itu. Maaf kalau saya jarang melakukannya secara langsung. Bukannya tidak mau. Hanya saja, saya kurang pandai melakukannya.


*Find out more about the writer here.

Thursday, September 27, 2012

the concept of happiness.

Sulitnya ketika harus melepaskan sesuatu, kadang-kadang bisa sangat tidak terjelaskan. Apalagi bila 'sesuatu' itu sudah dipercayai terlalu lama, sudah menjadi sebuah realita, bahkan menjadi sebuah kebiasaan.

Apalagi jika hal yang kita bicarakan di sini bukanlah sesuatu yang bisa disentuh dan dilihat. Mungkin justru semakin sulit. Karena saat tidak bisa menyentuh dan melihat, kita akan secara otomatis berusaha merasakan saja, untuk akhirnya mempercayai. Dan itu semua sama sekali tidak sederhana.

Seperti para diktator yang berusaha membuat semua orang mempercayai konsep-konsep yang dianggapnya benar dengan segala cara. Kelihatannya memang hanya seperti sekumpulan egosentris dengan kepercayaan diri yang terlalu besar. Tapi saya rasa mereka juga mengalami keraguan pada awalnya. Dan segala hal gila yang akhirnya mereka lakukan, kemungkinan besar adalah mekanisme pertahanan mereka untuk menjadi semakin yakin akan semua konsep yang mereka ciptakan sendiri.

Karena konsep--kita sebut saja begitu, untuk hal-hal yang tidak berbentuk itu--kita perlu melihat bagaimana ia tumbuh dan bekerja untuk kita. Mempengaruhi kehidupan kita. Memberikan perubahan-perubahan dalam cara berpikir kita.  Memberikan kebahagiaan, satu hal yang paling dicari manusia dalam hidup.

Sebuah konsep yang tumbuh bersama diri kita. Bukankah itu hal yang paling ajaib yang manusia bisa ciptakan ? Dan saat keajaiban tercipta, sebaiknya jangan minta seseorang untuk menjelaskan bagaimana rasanya untuk akhirnya kehilangan keajaiban itu.

***

My concept of happiness consist of you, our future home, our kids, and a lot of indescribable magical feelings in the middle.


I'm just not ready to let go.
Never ready.


*** 


I know there'll come a time again
When everything will fit right in
And I won't have to see your face
In strangers on the street

But I would rather feel the sting

Than never to have felt a thing
I'll always know you were the one
To rip me from the ground

It's all because of you that I'm through

It's all because of you that I'm all through 

--I'm Through, by : Ingrid Michaelson

***