Thursday, December 18, 2008

Perasaan/Dirasakan

Saya berpikir kembali
Apakah telah benar memutuskan
Padahal saya punya janji yang belum selesai
Dan saya tidak punya apa-apa untuk ditawarkan

selain....
Ketulusan?
Sombong kalau saya bilang begitu
Saya hanya merasakan

Karena perasaan itu dibuat untuk dirasakan
Bukan diutarakan

because my heart said so

Angry and dissapointed
He walked out that door
I watched in agony
That was the most disturbing scene i've ever seen

***

Bersenang-senang mungkin tujuan kami malam itu. Tapi kedatangan saya tampak hanya membuat semua orang bingung dan merasa resah.
" Batalkan saja..."
"Jangan," kata saya.
"...."
Ada keheningan yang membuat kami semua merasa tidak enak. Merasa buruk. Merasa tidak punya hati. Setidaknya saya begitu.
Saat dua orang teman menyanyikan satu lagu yang baru saja mereka ciptakan, saya mulai menangis.
"...yahh...padahal ini lagu dibuat untuk menghibur...kurang....ya..."
Saya menggeleng. Menangis makin kencang. Beberapa orang memilih keluar. Menyadari saya  mungkin butuh ruang. Padahal saya butuh keyakinan. Apa yang saya lakukan beberapa menit yang lalu, apakah benar? Kalau benar, lalu kenapa saya hanya merasa sedih, bukan meyakini?
"Tadi dia membiarkan saya pergi. Tanpa konfrontasi apapun, tanpa emosi. Saya harusnya merasa senang. Tapi saya tidak. Wajahnya menyiksa."
"Do you care about him that much...?"
"Yeah, now i know.... And i feel like a coldhearted bitch...!"

***

I made this promise to myself
That I would be there
Just because I care
And my heart said so

sometimes we just need to follow our heart