Saturday, May 21, 2011

about [...] and [....]

“Now, there's a man and a woman.

He's a cook, she's a waitress.

Now, they meet

and they don't connect,

only she noticed him,

he could feel it, and he noticed her


and they both knew

it was gonna happen.

They made love

and for maybe one whole night,

they forgot the million things

that make people think

"I don't love this person,

"I don't like this person,

I don't know this..."

Instead, it was perfect

and they were perfect

and that's all there was

to know about it.

Only now, she's beginning

to forget all that

and maybe he'll forget it, too.


So could you play an encore

for [....] and [....]

in the hope of something that ought

to last and not self-destruct?”

------- by : Terrence McNally

*Please feel free to fill the blanks with your names

Monday, May 16, 2011

hujan sore tadi.

refleksi kehidupan tidak pernah begitu terasa, untuk saya, si sentimentil bertopeng realis. Saya hanya percaya, kehidupan itu perlu dijalani, dengan cara terus maju.

Setidaknya, sampai sore tadi...

***

Sebuah telepon berdering. Milik saya. Nomornya tidak dikenal, tapi saya langsung tahu dari kode area nya, mungkin ini penting.

Saya mengurunkan niat tidak menerima telepon tersebut, dan menerimanya dengan semanis yang saya bisa. Untungnya memang tidak butuh basa basi, saya kemudian diberi tahu, sebuah kabar baik yang saya tunggu mungkin sedang terjadi.

Dada saya berdegup seperti sedang berlari menaiki tangga, dan perut saya terasa pindah ke dada.

Sebuah kemungkinan baru semakin dekat dengan kenyataan (semoga). I crossed my fingers, and i looked outside. The rain was pouring beautifuly. and suddenly, i fell in love with the rain.

***

Dalam hujan sore tadi, saya melihat butiran-butiran air mata saya sendiri. Yang pernah turun deras karena sakitnya, dan kadang meleleh perlahan-lahan, karena hal-hal manis terjadi.

Beberapa keadaan dari bulan-bulan kebelakang berputar di kepala saya seperti serangkaian potongan gambar yang terkesan acak. Bagaimana saya tertawa, terjatuh, memunguti sisa-sisa kejayaan, bersandar di pundak seseorang, hingga meringkuk sendirian di tempat tidur saya yang berantakan.

Meskipun semuanya acak, saya sekarang mengerti mengapa mereka harus terjadi. Seperti ada sekumpulan garis yang menghubungkan mereka semua, membentuk sebuah pola.

Pola kehidupan saya. Yang hanya saya yang mengerti.


***

Saya membuka jendela untuk menghirup udara di luar dan merasakan tetesan hujan di wajah saya. Lalu, saya berkata pada diri saya sendiri,

"Semua memang tidak mudah. Memang tidak perlu jadi mudah..."




Wednesday, May 11, 2011

sacred forewords.

"Gather ye rosebuds while ye may,
old time is still a flying,
and this same flower that smiles today,
tomorrow will be dying."--- Dead Poets Society.

***

Sebuah pertanyaan bodoh pernah terlintas di kepala saya, “Apakah orang akan mengingat nama saya ketika saya mati ?” Beberapa orang mentertawakan pertanyaan tersebut, sisanya hanya berkata, “Jangan bicara soal kematian, bad luck, tahu nggak!”

Meskipun tidak puas, saya mengerti. Mungkin mereka hanya tidak tahu jawabannya, dan mungkin saja mulai mempertanyakan hal yang sama di dalam kepala mereka sendiri. Lagipula, bukan kematian yang saya takutkan, bukankan setiap orang akan begitu pada waktunya nanti ? Yang saya takutkan hanya, apakah ketika waktu saya datang, saya telah sempat melakukan hal-hal berguna bagi diri sendiri dan orang lain ?

Gelar Sarjana adalah salah satu, dari sekian banyak hal, yang saya takutkan tidak akan sempat saya raih dalam hidup. Dan, dengan selesainya skripsi ini, luar biasa lega rasanya. Seperti satu langkah lebih dekat, menuju terwujudnya sebuah harapan yang sudah lama saya gantungkan, sebelum waktu saya habis.

Namun sekedar ucapan syukur dan ekspresi lega saya pribadi, rasanya akan sangat tidak berarti, dibandingkan dukungan dari nama-nama di bawah ini, yang sudah selalu siap menyemangati saya dengan caranya masing-masing. Dibalik bermacam emosi kepasrahan hingga ketidak sabaran, sampai akhirnya kemarahan yang dikeluarkan, dalam rangka memastikan saya menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, saya yakin, hanyalah bentuk kepercayaan yang begitu dalam.

Untuk itu, ijinkanlah saya untuk menyebutkan nama mereka satu-persatu, dan dengan rendah hati mempersembahkan ‘karya’ ini sebagai milik mereka juga.

1. Tuhan YME, Allah SWT, the greater power out there, that I believe always works in a mysterious way. Finally, I’ve got your cue, to be a total believer.
2. Rais Atmadja. Seorang ayah, sekaligus partner bertukar pikiran paling tangguh yang pernah saya miliki. Terima kasih untuk selalu berusaha mempercayai saya, di tengah semua kekacauan yang seringkali saya buat. Karya ini saya persembahkan untuk Ayah.
3. Dyah Indrawati. Ibu yang jarang sekali mau mencampuri urusan saya, hanya karena mengerti, saya selalu benci direcoki. Terima Kasih untuk pengertiannya yang tidak pernah usai, dan dukungan yang seringkali buta. Saya yakin karya ini akhirnya selesai berkat doa Mama.
4. Giza Rysdinia. Adik kecil yang sudah mulai beranjak dewasa, dan membuat saya belajar banyak soal mendukung secara diam-diam. Terima kasih untuk selalu berusaha memahami ke-absurd-an hidup saya.
5. Rizky Amalia. Seorang teman baik, juga kakak yang tidak pernah saya miliki. Terima kasih untuk malam-malam kebersamaan yang sedikit banyak membuat saya semakin dewasa, dan akhirnya bisa menemukan kembali tujuan hidup saya.
6. Gilang Adesha. A muse that I’ve never had before. Thank You, you’re the trigger to many big things in my life today, and I hope, ahead.
7. Pak Kunto. Pembimbing yang begitu sabar, dan tidak hentinya menyemangati saya. Terima Kasih untuk bimbingan-bimbingan virtual via twitter dan email, yang menjadi awal dari terjadinya karya ini.
8. Detta Rahmawan. Sahabat sekaligus pengingat saya, bahwa waktu terus berjalan, dan kita tidak boleh berhenti. Terima Kasih untuk obrolan-obrolan kecil yang membesarkan hati saya, dan film-film rare yang selalu jadi hiburan terbaik.
9. Alda Dina Bangun. Teman seperjuangan yang begitu setia di tahun-tahun terakhir ini. Terima Kasih untuk obrolan dan tawa yang tidak pernah berhenti sepanjang perjalanan Bandung-Jatinangor. We finally did it, dude!
10. Alfa Haga, Tophansyah Ali, Tita Puspitasari, Elizabeth Kurnia, Pratita Rani, Lintang Kinasih, Mega Pratama, dan teman-teman Mankom UNPAD 2004. Tentu saja untuk inspirasinya, mengikuti jejak kesuksesan kalian, cepat atau lambat.
11. Maradilla Syachridar, Yafi Alawy, Theoresia Rumthe, Anissa Rilia, Iwan Rahmawan, Decky Danumihardja, dan keluarga besar SKY 90.50 FM, Bandung. Tempat saya berkarya sekaligus bermain. Terima Kasih atas kebebasan yang selalu diberikan, dan tentu saja dukungan yang begitu besar.
12. Zulkifli Tegar Zakaria. Terima Kasih untuk menemani saya dengan sabar di masa-masa transisi twenty something yang sulit. I hope at the end, we could learn something.
13. Teman-teman dari #30HariMenulis; Theoresia Rumthe, Maradilla Syachridar, Dimas Ario, dan Sundea Belaka. Like Dilla once said :” Ginna, you’re so lucky to have friends like us.” Thank you!

14. Dead Poets Society, Michel Gondry, dan Ben Folds. Terima kasih untuk selalu mengingatkan saya, bahwa berbeda itu tidak apa-apa. Yang penting semua berasal dari hati.

15. Dan tentu saja untuk semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan karya ini, baik secara emosional maupun lahiriah, yang sangat sulit untuk saya jabarkan satu persatu karena keterbatasan tempat. Terima Kasih banyak!

Lalu, seorang teman menjawab pertanyaan saya, dengan sebuah quotes dari Benjamin Franklin :

"Either write something worth reading or do something worth writing."

Di luar semua keterbatasan dan ketidak sempurnaan dalam skripsi ini, semoga ini menjadi sesuatu yang layak di baca dan berguna bagi siapa saja. Karena pada akhirnya saya mengerti, menyelesaikan skripsi ini, sudah sepantasnya saya lakukan sejak lama. Saya tidak ingin, orang mengingat nama saya, sebagai seseorang yang hanya bisa memulai, tapi tidak bisa menamatkan.

Akhir kata, biarkanlah saya tidur nyenyak malam ini—karena satu kewajiban besar sudah dituntaskan pada akhirnya—untuk esok hari bisa melanjutkan hidup lagi, kemanapun arah kaki melangkah. Tetap dukung saya, ya…!

***

To those who believe in passion, and live to it ‘till the end.
To those who believe in what their heart desires, and built the best of it.
To all the’ free thinkers’, that inspire me to this exclamation day.
Carpe Diem. Seize the day,make your lives extraordinary!

*unedited version of my thesis' forewords*


Thursday, May 5, 2011

fastforward button.

and there are times you wish you could skip, rewind, or even pause.

The thing is, you just simply can't.
***

Sleepless, nervous, and uneasy.
I even puke because of that at some point.


Bagaimana tidak, semua perjuangan tujuh tahun di kota orang, akan ditentukan dalam waktu kurang dari seminggu. Dan untuk saya, masalahnya bukanlah hanya waktu yang sudah terlalu lama saya habiskan untuk menunda semua ini, tapi juga dorongan yang begitu besar dari orang-orang di sekeliling saya.

Saya malu.
Beberapa orang bahkan sangat yakin saya akan menyelesaikan semuanya dengan baik. Sementara saya sendiri, sejak minggu lalu, yang ada di otak saya hanyalah : memencet tombol fastforward kehidupan.

I want to skip the process. BADLY. i'm too scared!
***

"Kalau hidup itu sekeping DVD, di skip terus akan membuat dia scratch, dan tersendat nantinya."
Analogi yang bagus. Teman saya mengerti sepenuhnya, segala hal yang berhubungan dengan film, pasti akan lebih mudah saya mengerti. Begitu juga hal-hal lain yang berhubungan dengan musik, fashion, pop art, televisi, kuliner, belanja, dll. Hal-hal lain di luar yang berhubungan dengan pendidikan saya saat ini, hal-hal lain di luar masa depan.

I have spent too much of my time to live at the moment.

Dan itu mencegah saya dari menikmati beberapa proses, yang sebetulnya tidak perlu saya tunda. Hanya karena apa ? Malas, tidak mood, dan takut? Oh, i'm more than cheesy!

I hope i didn't skip my life too much before. I don't want my future ended scratchy, like a worn out DVD.
***

Believe me, all the scratch you need, is from all the process you've done and gonna do, not from the fastforward button, that not even legal in a real life.

*ditulis di malam jumat paling menegangkan di dunia. wish me luck, people!