Wednesday, June 10, 2009

strawberry on the shortcake

kamu dan diri mu
kamu dan kehidupan baru mu

ijinkanlah saya menjadi bagiannya

                                           ****

a piece of cake, with a strawberry on the top of it.
Where would you start to eat ?

the cake first, and you left the strawberry for the last bite.
or
you take the strawberry first, and after that, you start eating the cake untill the last bite...

Sebuah film menganalogikan cara memakan cake ini, sebagai cara menyayangi.

Kebanyakan orang akan memilih cara pertama. Memisahkan strawberry dari cake mereka, meletakkannya di pinggiran piring, dan memakannya sebagai suapan terakhir yang memuaskan, setelah semua cake itu habis. Alasannya, karena mereka sangat menyukai strawberry itu, dan ingin menyimpannya dulu, untuk dinikmati paling akhir. Untuk memberikan kepuasan akhir yang nikmat.

Sebagian orang akan melahap strawberry itu lebih dulu, dan menghabiskan cake nya belakangan. Bukan karena mereka membenci strawberry. Mereka melakukannya justru karena mereka sangat suka strawberry. Dan apapun yang disukai, harus menjadi yang 'pertama'.

Cake adalah kehidupan.
Dan strawberry adalah segala sesuatu yang bisa membuat hidup ini jauh lebih indah.
Seseorang yang penting.
Yang disayangi melebihi apapun, bahkan melebihi kehidupan itu sendiri.

Kamu adalah strawberry diatas cake saya. Seseorang yang penting, yang membuat hidup saya lebih berwarna. Namun saya memilih untuk memakan strawberry saya terakhir.

Karena saya ingin kamu menemani saya hingga gigitan terakhir kehidupan.

Seperti strawberry di sisi piring, yang menunggu untuk dihabiskan, ketika yang empunya sudah berhasil menelan kehidupan dengan sukses, dan telah menemukan nikmatnya kehidupan. Untuk kemudian berbagi manisnya hidup, dengan sepotong strawberry dengan warnanya yang merah dan rasanya asam, untuk membuat kehidupan makin terasa manis.

                                       ***

kamu dan diri mu
kamu dan kehidupan baru mu

ijinkanlah saya menjadi bagiannya

seperti dulu, waktu hanya ada kamu dan saya....

Tuesday, June 9, 2009

mulai menulis (lagi)

ketika bicara bukanlah pilihan
saya menulis

ketika menulis bukanlah pilihan
saya menangis

menangisi semua yang terlambat saya lakukan
menangisi semua yang terlalu cepat saya putuskan
menangisi semua kombinasi kepahitan yang datang bernama kehidupan

dan kegetiran akan mengalir seperti tulisan

Lalu saya bisa mulai menulis lagi dengan tenang...