Wednesday, December 29, 2010

'kenapa' untuk sebuah kegilaan.

Seorang teman bilang, "ngapain sih lo bersedia gila buat dia?"
Saya hanya mengedikan bahu. Mungkin karena saya sudah benar-benar gila saja, atau secara tidak terjelaskan, hanya merasa apa yang saya rasakan benar-benar benar.
***

kegilaan itu dimulai dari serangkaian kata-kata. Tidak manis, tidak menggoda, hanya 'mengganggu'. Bukan jenis mengganggu seperti ada orang yang berteriak-teriak di kuping saya saat sedang sakit gigi, atau seperti ada segerombolan ABG labil yang kompak berpakaian serupa. Ini jenis mengganggu yang membuat nalar saya bicara, "ini tidak mungkin cuma sekedar kebetulan". Dan saya pun jadi penasaran.

Sayangnya mungkin rasa penasaran ini akan sangat sulit dimengerti oleh orang lain. Wajar sih, semua orang pasti akan berpikir menggunakan akal sehat, sedangkan semenjak kegilaan ini dimulai, entah apa yang saya gunakan untuk berpikir.

Hati ? ah. Terlalu dini untuk bilang begitu. Saya pun tidak tahu lagi. Yang jelas semua kegilaan ini mulai berubah menjadi sesuatu yang adiktif dan saya mulai kewalahan. Apa sih yang sebenarnya saya harapkan, saya juga tidak bisa menetapkan dengan jelas.

Saya hanya ingin jawaban untuk berbagai macam kata kenapa yang sering muncul saat saya sedang bengong. Sekaligus jawaban untuk berbagai macam keyakinan, yang entah kenapa, mulai saya rasakan di tengah ketidak pastian.

Sayangnya, kegilaan ini seperti juga dimulainya, berakhir dengan sedikit gila (entah apa pantas menyebutnya begitu). Ketika sebuah akhir terjadi, tentunya kita ingin sekali memberi tanda titik disana. Sebuah tanda titik, yang entah kenapa (lagi-lagi kenapa) belum rela untuk saya bubuhkan.

Menunggu apalagi sih ? Tidak tahu. Mungkin sebuah kegilaan lain. Yang menyakitkan. Yang barangkali akan membuat semuanya jauh lebih mudah.



***

"I'm always here
All alone without you now
Lights of the night
Just to see you somehow

There's two of us in here
The only, only
There's two of us in here
And it's only

Just you wait
Just you wait
Just you wait
Just you wait

If you run
If you run
If you run

I'll wait, I'll wait"
If You Run-The Boxer Rebellion

Tuesday, December 28, 2010

for the sake of.

the photo hasn't been published before.
I accidentaly found it in a friend's hard disk.
Decided to upload it as a personal rememberance.

***

for the sake of our twenty-something drama.
for the sake of lessons we've learned
for the sake of laugh and tears that had been covering one another from time to time.

for the sake of our earlier life together,
and for the sake of our dream of being together forever.


Ginna Finalis-Zulkifli Tegar
May, 21st 2007

photo taken and edited by : Rizky Amalia

absurd, nothing described it better.

Most of my nights are absurd, no bragging about it.
But, this is the most absurd night in my life, so far.
The place is crowded. Mostly with people i know. I'm busy saying hi, giving hugs, and answering curiosity.

Suddenly, a woman stand up from the crowd, to sing a song with the band. And i was strangled. Is that MEL SHANDY ? Yes, the lady rocker who was quite popular back then, along side with Nicky Astria and Nike Ardila.

FYI, she's now wearing 'jilbab'. And the place is a bar, full with alcohol. She picked a song "What's Going On", and sang the song in highly lady rocker pitch. And the band is a britpop band.

I couldn't say anything but absurd. Or maybe surreal. Something you can't believe, but somehow it feels real.
***

Dan sebuah telepon dari teman membuat saya berhenti berpikir ini adalah sesuatu yang nyata. Saya harap itu tidak nyata.
Saya harap saya kemarin tidak pergi ke gig itu, tertawa-tawa, memeluk semua orang, dan sedikit tipsy karena tequilla. Saya harap saya tidak menonton teman saya perform, dan tidak bisa menebak siapa yang tiba-tiba naik ke atas panggung untuk menyumbang lagu.

Saya tidak bisa berharap membatalkan beberapa hal lain di belakangnya, karena semuanya memang sudah seharusnya begitu.
Tetapi, mungkin kalau saya tidak pergi kemarin, di saat yang bersamaan, dia juga tidak akan melakukan hal yang kemarin dilakukannya.

Hal yang membuat saya merasa seperti seorang cold hearted bitch. useless-cold-hearted bitch. Because even if i felt something, i couldn't do anything to that.

***

All of sudden, the band played a song that had been haunting me earlier that night. The vocalist--not Mel Shandy--said, the song was dedicated to my other friend. But, yet, i feel like the song was dedicated to me. I sang it loudly, as my invisible tears began to shed . I feel misrable and somehow i feel bad of being good.

"Take me out tonight
Where there's music and there's people
Who are young and alive
Driving in your car
I never never want to go home
Because I haven't got one anymore

Take me out tonight
Because I want to see people
And I want to see life
Driving in your car
Oh please don't drop me home
Because it's not my home, it's their home
And I'm welcome no more

And if a double-decker bus
Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die
And if a ten ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well the pleasure, the privilege is mine

Take me out tonight
Take me anywhere, I don't care
I don't care, I don't care
And in the darkened underpass
I thought Oh God, my chance has come at last
But then a strange fear gripped me
And I just couldn't ask"
There is a Light That Never Goes Out, The Smiths

Thursday, December 16, 2010

and i've been followed.

kehilangan 1 orang followers tidak pernah terasa se-tidak enak ini. Dan perlu dicatat, meskipun sering membayangkan apa rasanya memiliki followers sampai ratusan ribu, saya tidak pernah terlalu peduli jumlah yang saya miliki. Kalau memang ada yang follow, pastilah saya masih punya orang-orang yang sepemikiran, atau yah setidaknya saya masih punya teman, atau paling yah, saya punya seseorang yang ingin sopan saja.
***

Sampai hari ini. Seseorang dengan twit-twitnya yang aneh. dan kesukaan-kesukaanya yang mirip dengan saya. disertai kecenderungan-kecenderungan pemilihan jokes, yang seringkali mendekati selera saya. ditambah kebiasaannya mengolah kata dalam bahasa inggris yang secara gramatikal sempurna, atau bahasa indonesia yang sangat baik, yang pastinya akan membuat saya--si fetish bahasa--sangat tertarik.

there is always a first time for everything.
and this is my first time, feeling like crying, to lost one particular follower.
well, maybe that one follower is special, somehow.

and i've been followed, but no longer. 


***

"suddenly everything has changed

putting all the clothes

you washed away
as you're folding up the shirts
you hesitate
then it goes fast
you think of the past

suddenly everything has changed"
'Suddenly Everything has Changed-The Postal Service'

siapa tahu.

dia mengusap-usap punggung perempuan itu hingga tertidur. Ada sebuah keheningan janggal yang dia tahu harusnya tidak ada. Dalam kedekatan dan sentuhan mereka seolah menciptakan jarak.

Namun tentu saja tidak perlu ada pembicaraan. Dia hanya ingin tidur. Mungkin memeluknya sampai pagi. Karena siapa tahu, besok-besok mereka tidak lagi seperti ini. Entahlah, siapa tahu. Hanya siapa tahu...

***




Monday, December 13, 2010

emotional emoticon, part II : "tidak ada emoticon yang pas".

these kind of emoticons make our world seems easier. But, how about if we want to express something un-describeable.
*taken from : 'emotional emoticons.'
===============================

Serendipity.
A word that people have heard before, but still hard to describe.
This word even listed as one of 10 hardest words to be described in English languange.


***

Kemarin malam, sempat bicara dengan seorang teman tentang serendipity. Entah kenapa, kata itu sedang sering muncul di timeline kami. Padahal, serendipity khan judul satu film romantis yang dibintangi John Cusack, aktor yang paling saya tidak sukai.

Tapi tentu saja hal-hal semacam ini akan sangat menyenangkan untuk dibicarakan, ketika kita benar-benar merasakan. Sayangnya, ketika bicara dalam sebuah kotak kecil dalam 140 karakter, beberapa detail akan seringkali terlewat. Maka sebagai gantinya, kita akan menambahkan sebuah emoticon.

Mungkin akan sangat gampang menambahkan emoticon :p atau ;) dibelakang kata itu. Tapi, jika kisahnya tidak semulus yang berjalan dalam filmnya, tentu saja akan jauh lebih sulit.

***

saya mencari-cari emoticon yang pas. Tidak ketemu. Karena kata itu--serendipity--untuk kami yang hidup di dunia nyata, ternyata bukan hanya membuat tersenyum, tapi juga bikin sesak.

Kami tertawa-tawa akan kenyataan ini. Berharap ada yang bisa menterjemahkannya dalam sebentulk emoticon.

saya :-( dan ;-) di saat yang bersamaan. Hanya saja, tentu perasaan sesak itu tidak terjelaskan.

***

"Hold my head inside your hands,
I need someone who understands.
I need someone, someone who hears,
For you, I've waited all these years."
--'Till Kingdom Comes', by : Coldplay.

Saturday, December 11, 2010

the worst emotional triger.

are you a melody person, or a lyrics person ?
i'm a lyrics person.

but whatever you are, as long as you like music that much, songs could be the worst emotional triger on earth.
***

saya membagi penyuka musik dalam 2 kategori. Penyuka lirik dan penyuka melodi.

Penyuka lirik akan menyukai sebuah lagu, asal liriknya menarik, mengena, atau lebih baik lagi menohok. Penyuka melodi, adalah tipe-tipe penggemar musik yang menyuikai lagu berdasarkan keindahan alunan nada. Tentu saja keduanya pada dasarnya sama, sesuai selera.

Namun, dulu sih pernah ada yang bilang pada saya. Kalau kita adalah penyuka lirik, pastilah kita pribadi yang rasional. Sebaliknya, penyuka melodi, pasti lebih emosional. Semacam bisa menjelaskan otak bagian mana yang paling banyak mempengaruhi perilaku kita. Entahlah apa bisa kita mempercayai teorinya.

karena toh pada akhirnya, penyuka lirik seperti saya pun seringkali merasa emosional, apabila mendengar lagu-lagu yang liriknya saya sukai, karena mengingatkan saya pada satu moment. Atau lebih parah lagi, ketika lagu itu diberikan oleh penyuka lirik yang lain--tampaknya dia seperti itu--hanya untuk melegitimasi kenangan saya bersama dia.

saya mendadak ingin membunuh semua memori lagu yang ada di otak saya. atau setidaknya buatlah saya tones-deaf. Agar tidak ada lagi lagu di dunia ini yang bisa membuat saya merasa sentimentil, bahkan hanya ketika mendengar sepotong bagian dengan lirik absurd semacam, "ba da da da pap" dan "ta ta ra ta ta ta ta ra ta".
***

and i realize, I would be forever music lover, song enthusiast.
maybe, that's how life manage me to remember you forever.


Thursday, December 9, 2010

a soulmate passing by.

jadi apakah soulmate itu?

saya tidak tahu. hanya saja. saya mungkin tahu rasanya menemukan satu.

***

banyak hal yang diramalkan orang-orang tentang soulmate. Ada yang percaya mentah-mentah, bahwa manusia itu katanya diciptakan berpasangan, laki-laki & perempuan. Sebuah konsep yang sedikit cacat di bagian gender secara berpasangan. Jumlah mereka saja berbeda, lagipula, tentu saya dunia ini berputar bersama modernisasi, dimana apapun bisa saja terjadi.

Banyak juga yang menanggapi dengan skeptis. Bahwa soulmate itu cuma hoax bikinan produsen cokelat, kartu valentine, dan penjual bunga. Hoax yang memaksa kita memborong semua produk mereka di tanggal-tanggal khusus seperti 14 Febuari, dengan harapan akhirnya mendapat balasan serupa di tahun berikutnya. Merasa aman, karena tindakan berbalas seperti itu, artinya jodoh.

padahal tentu saja, soulmate itu bukan cuma sekedar jodoh. soulmate itu melengkapi.

***

tidak pernah melihat kehidupan seseorang sedekat ini dengan kehidupan saya. kepalanya seperti menyatu dengan kepala saya. atau mungkin dia adalah alter ego saya, yang sedang menggoda ke-skeptisan saya pada konsep soulmate itu. entahlah, yang jelas tiba-tiba saya bisa melihat seluruh bayangan kehidupan saya. bahkan hingga hal-hal yang belum terjadi.

ini mungkin kalau bahasa klenik, adalah wangsit.
bahasa psikologinya, self-awakening.

saya lebih memilih bahasa kehidupan.
soulmate mungkin telah berpapasan hari ini.
dan itu mungkin saya dengan dia.


"...
You and I singing solo our very own silly song
Playing lovers of all edens all life long
All life long..." --Float, Stupido Ritmo.

Friday, December 3, 2010

shoes judging method.

are you a mocassins type, or a hi-top chuck taylor type ?
are you a doc marteens type, or a running shoes type ?
or are you as easy as those people who choose flip-flops, and go bare feet if you could ?
***

people judge others by their cover. I judge pople by their shoes. Yes, your shoes. Because i think shoes never lies.
***

"Bok, sepatunya dia apaan?"
"Mana gue tau. Mana gue perhatiiin. Ga ada kali orang pas kenalan ngeliatin sepatu."
"Oh emang ngga ya? kok gue iya sih?"
"Freak lo ah. Emang apa yang lo bisa lihat dari sepatu orang ?"
"banyak hal kali. Seleranya, gaya hidupnya...."
"ini apa sih, merknya maksudnya. Gila lo ah, brand minded."
"Ngga gituuu. Bentuknya, modelnya, bersih enggak nya... Sepatu itu menggambarkan perjalanan lo. Sesuatu yang lo anggap nyaman untuk menemani langkah lo, sesuatu yang lo percayai untuk memeluk kaki lo dalam porsi yang lo butuhkan, sesuatu yang lo yakin bisa menjadi teman sepadan outfit lo."
"Serius lo ah. Gila! Gimana sih taunya? Pas salaman lo nunduk? Atau ngintip ke kolong meja"
"I don't know. I just know."
***

in some other people mind, i'm just sick.
yes, i'm sick. I'm sick judging people by their last names, handshake, or smile. They all could be artificial. I'm sick of people tendencies not to judge by cover, just to do something fair. it's too naive. because at the end, if you had a first impression on someone you've just met, thats your standard talking. and putting someone at your very own shoes is just a different kind of unfair
judgemental behaviour.

shoes aren't just cover. shoes comfort you, lead your way, to whatever you're aiming for. They should be honest.


Thursday, December 2, 2010

near-magical experience.

so, do you believe in coincidence?
I'm once non-believers.
i think the concept of coincidence is way too naive.
But, the joke is on me.
Reality struck. And now, i'm at the stage of totally believing that coincidence really exist. Yes, it's a near-magical experience, and also yes, i'm a little bit exagerrating it.

***

hey, Mr. Anonymous, nice to know that you actually have a name.