Wednesday, March 26, 2008

Horton Hears a Who...!

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
Saya melangkah ke arah banner promosi Horton Hears a Who, di sebuah bioskop 21 dengan pasti. Sebentuk gajah dengan clover berbulu warna pink di belalainya membuat saya penasaran. Di sebelahnya ada anak panah yang menyala-nyala, mengarah ke sebuah lubang tepat di tengah gambar clover pink, bertuliskan : "Peep here..." Persis seperti anak balita yang banyak ingin tahu, saya mengintip kedalam lubang tersebut. Setelahnya saya minta pacar saya juga melakukannya. Karena saya bingung, kenapa di dalamnya kosong, tidak ada apa-apa. Pacar saya mengatakan hal yang sama. Saya tidak percaya. Saya mengulangi kegiatan "mengintip" sampai nungging-nungging itu sampai 3 kali. Saya sampai harus ditarik menjauh oleh pacar saya untuk akhirnya menyerah. Tapi saya tetap yakin, there's must me something inside....

Begitulah kira-kira yang juga diyakini Horton, si gajah lincah yang menjadi tokoh sentral dalam film ini. Pikirannya yang liar dan sangat optimis, membuatnya punya masalah dengan seisi hutan yang lain, karena mempercayai sesuatu yang bahkan tidak bisa dilihat, disentuh, didengar, dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tapi Horton--dengan caranya yang aneh dan lucu--tetap optimis untuk membela kepercayaannya itu, meskipun tidak ada yang mau percaya.

Secara garis besar, film ini menceritakan kisah Horton yang berjuang demi apa yang dipercayainya tersebut. Tentu saja, ditambah dengan bumbu-bumbu line lucu khas Jim Carey (yang mengisi suara Horton), dan adegan-adegan slapstick seperti di dalam film Ice Age ( yang juga karya dari pembuat film ini). Memang dalam segi tehnik pembuatan tidak secanggih Ratatouille atau Finding Nemo dan film-film Pixar yang lain, tapi film ini sungguh menghibur. Cocok untuk anak-anak yang datang menemani orang tua mereka--yang mengaku datang menemani anak-anaknya nonton--dan pas untuk yang tengah mencari film dengan pesan moral cukup mengena, ditengah badai film horor indonesia dan film perselingkuhan. Jangan heran kalau tokoh-tokoh yang ditampilkan mirip yang ada di the grinch atau The Cat in the Hat, karena film ini memang diambil dari karya Dr. Seuss, sang pembuat kisah anak-anak ternama itu.

Saya percaya film ini akan membekas di hati banyak penontonnya, meskipun banyak juga yang pesimis, seperti pihak 21 Cineplex yang cuma memberi jatah 2 kali penayangan untuk film ini (berbagi studio dengan tali pocong perawannya dewi persik). Tapi entah, apakah saya punya semangat dan optimisme setara dengan Horton. Karena jika saya punya, pasti saya sudah melihat Horton menari-nari atau mengajak saya ngobrol lewat lubang kecil itu...

















Monday, March 17, 2008

When Cinta Laura Ride an Ojek

Mana ujan..becek...ga ada ojek...”

By : Cinta Laura

 

Bisa jadi quotes diatas adalah sebuah quotes paling populer dan paling inspiratif di awal tahun ini. Saya mendengarnya hampir tiap hari. Di kampus, di kantor, di televisi, di majalah, bahkan teman-teman saya yang berprofesi sebagai penyiar radio menggunakannya sebagai punchline di akhir kalimat mereka, atau menjadikannya sebagai kalimat pembuka yang sangat catchy. Salah satu e-mail yang paling hot beredar di milis kantor, berisikan sebuah kreasi spektakuler temannya teman. Sebuah lagu sederhana yang dibuat lewat cool edit, dengan durasi sekitar 30 detik, yang berupa versi remix dari “Mana ujan..becek...ga ada ojek...”-nya Cinta Laura. Semua orang langsung download untuk dijadikan ring tone HP yang cool. Lagu itu diputar terus disela dering telepon dari client dan tuts-tuts keyboard yang menemani pemiliknya bekerja. Ada yang mendengarkan sambil geleng-geleng kepala, ada yang sambil tertawa-tawa, ada juga yang sampai teriak ”aduuuuhhhh ini nggak banget deeehhhhh....”(dengan logat Cinta Laura yang dibuat-buat). Tapi entah kenapa, tidak ada satu orang pun yang rela menjadi volunteer, demi kemaslahatan umat, untuk mematikan track lagu itu.

 

It’s everyone’s guilty pleasure....

 

Semenjak kemunculannya, Cinta Laura boleh dibilang fenomenal. ABG umur 13 tahun, wajah indo, dengan personality ’bintang’—yang kadang tidak sinkron. Kerap kali mengaku tomboy, gemar mengenakan aksesori berbentuk tengkorak, dan mendengarkan System of a Down. Namun muncul di layar kaca dengan gaun panjang ala Cinderella—sama seperti judul sinetron yang membesarkan namanya—, make up tebal, dan gaya berbicara yang centil khas ABG sinetron jaman sekarang. Tapi bukan itu yang membuatnya jadi fenomenal. Logat bicara nya itu lho....

 

Entah dibuat-buat, entah memang dari sananya begitu, logat bicara Cinta Laura yang ke-bule-bule-an, membuatnya jadi perhatian (tapi coba perhatikan di sinetron-sinetronnya, dia bicara dalam bahasa Indonesia yang baik-baik saja). Infotainment ikut membantunya, dengan sengaja menanggap Cinta—yang tampaknya sama sekali tidak sadar—dengan meliput dan mewawancarainya untuk hal-hal yang tidak penting. Yang penting, Cinta bicara.. Diawali dengan statementnya tentang penyakit lambungnya, yang orang biasa sebut maag. Cinta punya bahasanya sendiri, ”gastroww....”( i dont even sure how to spell it...). Pembawa acara infotainment ternama Uli Herdinansyah, sampai bertanya-tanya apakah artinya sambil tertawa geli. Dilanjutkan dengan statementnya mengenai bibirnya sendiri.  ”Orang bilang bibir aku monyong...seperti Angelina Jollie”. Poor Cinta... Dia pikir monyong itu padanan yang pas untuk bibir tebal. Yah masih banyak lagi statement Cinta yang mengejutkan dengan logat Bule nya yang kental itu.

Kata orang sih norak....tapi tetap ditunggu, dong...!

 

Sampai akhirnya, muncul lah Cinta dengan statement terakhirnya tentang liburannya ke Bali beberapa waktu lalu. Cinta mengaku sempat kehujanan dan sulit mencari kendaraan untuk bepergian. Tentu saja dengan cara yang tidak biasa dong,”...Mana ujyan...becyek...ga ada owjyekkk...” Boom! Statement yang langsung menjadi highlights dimana-mana.

 

Padahal, bukannya biasa kalau orang mengeluh becek dan tidak ada ojek ketika hari sedang hujan?

 

Well...saya acungkan jempol untuk Cinta Laura. Bukan untuk Award aktris sinetron terbaik yang didapatnya tahun lalu. Tapi untuk menjadi Cinta Laura, everyone’s guilty pleasure. Dengan personality bintang nya, ke-tomboy-an nya, dan logat Bule nya yang menjadi trend terkini. Saya membayangkan Cinta sedang duduk menonton TV atau membaca majalah di ruang tengah rumahnya, ditemani sang ibu yang gaya bicaranya hampir sama. Sambil terkikik geli Cinta berkata pada ibunya, ”Mam....I did It.... I made everybody know who I am. And I did make a trend......”

“Good job darling.... It’s every new comer needs...publication.....You’ll be the next rising star baby!” jawab ibunya. Mereka berpelukan lega dan membeli sekantong ‘turkey kebab’ kesukaan Cinta untuk merayakan.

 

Entah pembicaraan itu dilakukan dengan bahasa Inggris atau bahasa Jawa tulen. Entah juga diakhiri dengan membeli turkey kebab atau getuk lindri. Entah pembicaraan tersebut memang benar-benar terjadi atau tidak. Tapi yang pasti Cinta pantas merayakan sesuatu.

 

Because, when Cinta Laura Ride an Ojek in the middle of the muddy road, everybody will follow.....