Thursday, November 22, 2012

strawberry swing.

Ms. rabbit :
Do you like coldplay, Mr Hippo?

Mr. Hippo :
Who doesn't?

Ms. Rabbit :
No, i mean, do you really really like them? 
Do you like them as if yellow is the new black 
and actually shivering when you hear Shiver over the radio?

Mr. Hippo :
Ah, in that case. I think Strawberry Field is overrated, I'm more into swinging on it.



***

Dear baby,

Masihkah kamu ingat obrolan malam itu? Pembicaraan casual yang sama sekali tidak casual yang kita lakukan hampir dua tahun yang lalu itu? Omong-omong kosong yang akhirnya jadi begitu penting dan bermakna?

Saya masih ingat. Well, setidaknya sebagian dari obrolan itu. Karena kalimat jawaban yang kamu katakan, saya sudah berusaha mengingatnya, tapi saya tetap lupa (jadi saya berimprovisasi sedikit untuk melengkapi ingatan saya terhadap momen itu, tidak apa-apa, ya...?). Tapi, semua detail lainnya saya masih ingat.

Saya benar-benar masih bisa merasakan apa yang kita (lebih tepatnya mungkin, saya) rasakan malam itu. Kita berusaha membuat pembicaraan se-casual mungkin. Yah, selayaknya dua orang asing yang baru mulai mengenal. Demi membuat pertemuan kita yang sama sekali jauh dari akal sehat itu, terlihat normal. Padahal, saya juga masih ingat, apa yang kita rasakan malam itu, jauh dari definisi casual. Saya sendiri mungkin akan lebih senang mendefinisikannya sebagai sesuatu yang sangat intim. Karena sangat mengena di hati, sangat hangat dan mengisi dengan cara yang sederhana. Magis, begitu kira-kira, ya, bila intim terkesan terlalu seksual (tapi nyatanya, jika saya boleh mengaku, kamu memang bisa membangkitkan beberapa dorongan seksual dalam diri saya hanya lewat kata-kata).

Memang, obrolan malam itu bukan hanya soal Coldplay. Tapi juga tentang Sting, Radiohead, dan bagaimana kita bisa secara tidak sengaja menghadiri konser Imogen Heap yang sama. Juga hal-hal lain di luar music preferences itu. Seperti bagaimana kita sepakat Eternal Sunshine of the Spotless Mind itu adalah film paling indah yang pernah dibuat, atau persetujuan mu tentang teori sepatu yang saya buat. Hal-hal tidak penting, yang ternyata bisa sangat menarik untuk dibicarakan.

Tapi, di saat kamu menjawab pertanyaan saya tentang Coldplay dengan benar--dimana artinya kamu menyukai mereka sebagaimana saya juga--saya lalu tiba-tiba mengetahui, kamulah orangnya.

Iya kamu.

Secepat itu? Semudah itu?

Ya, secepat dan semudah itu.

Secepat dan semudah malam itu kita lalu membahas lagu-lagu Coldplay terbaik versi masing-masing, terlibat argumen panjang soal betapa lagu pilihan kita masing-masing adalah yang paling pantas menyandang gelar terbaik, dan berandai-andai untuk menonton mereka secara live.

Aneh ya. Saya ingat semua detail malam itu, kecuali bagaimana kamu menjawab kamu menyukai Coldplay. Semua kecuali detail terpenting itu.

Apakah kamu masih ingat yang kamu katakan malam itu?

Masih, ya? Atau justru tidak sama sekali?

Eh, jangan dijawab sekarang?

Nanti saja, saat kita bertemu. Di salah satu konser Coldplay, saya harap.


***

Ms. Rabbit :
When will I could see them in Indonesia?

Mr. Hippo :
Never will, ms rabbit.

Ms. Rabbit :
Why ?!

Mr. Hippo :
Because we... We won't see them here, Ms. Rabbit.

***


***

"They were sitting
They were sitting on the strawberry swing
Every moment was so precious

They were sitting
They were talking under strawberry swing
Everybody was for fighting
Wouldn't wanna waste a thing

I remember
We were walking up to strawberry swing
I can't wait until the morning
Wouldn't wanna change a thing

Now the sky could be blue
I don't mind
Without you it's a waste of time" -- Strawberry Swing, by : coldplay.

No comments:

Post a Comment