Tuesday, February 14, 2012

valentine's (not) suck : a present from the universe.

Valentine's day suck.

Membuat para laki-laki sibuk dengan serba salah, berusaha menebak-nebak apa yang pasangannya inginkan (atau tidak inginkan). Sedangkan para perempuan, berharap-harap cemas, apakah pasangan mereka cukup peduli (dan tidak takut jadi banci) untuk memberikan kejutan manis.

Saya sudah melewatkan proses menyebalkan itu cukup lama (and save my ex BFs a lot of energy). Tapi harus saya akui, tahun ini Valentine sepertinya berhasil membunuh keskeptisan saya.

***

Semalam, seorang teman menghubungi lewat sms dan telepon. Minta saran, lagu apa yang kira-kira bagus dipakai mengiringi Valentine's Day. Sisi pecinta musik saya langsung merasa tertantang, tapi sisanya--sisi anti-valentine--mulai berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang konyol. Membantu seseorang, untuk melakukan sebuah ritual yang tercipta hanya karena sebuah legenda seorang martir--yang bahkan tidak berhubungan. Tapi toh, saya tetap mencarikan lagu untuknya.

Dan di tengah-tengah semua proses itu, diam-diam saya berpikir, apa benar Valentine itu useless?

Di luar semua ketololan bahwa merayakan Valentine itu artinya membeli benda-benda berwarna pink muda atau cokelat berbentuk hati beraroma mawar, yang belum tentu rasanya enak, saya mulai merasa, mungkin saja Valentine ini diciptakan dengan maksud tertentu. Seperti, misalnya, membuat orang yang kita sayangi tersenyum.

Siapa sih yang tidak tersenyum saat menemukan setangkai mawar di pintu depan rumahnya ? Atau saat mencium aroma pancake yang dibuat khusus sebagai tanda cinta, dan saat menerima sebuah bingkisan berisi boneka binatang yang enak dipeluk, lengkap dengan kartu ucapan bertuliskan 'xoxo'. Lalu sebagai timbal baliknya, melihat si penerima tersenyum seperti itu, siapa yang tidak akan tersenyum lebih lebar. Semua effort terbayar. sisanya hanya perasaan yang hangat karena bisa sama-sama berbagi senyuman.

Saya sih bukan tipe perempuan yang luluh oleh mawar, pancake, dan boneka binatang (iya, ini #KODE untuk yang ingin mengirimi saya kado Valentine), tapi saya lemah sekali dengan satu hal yang bernama 'ketulusan'. Apapun alasannya, bagaimana pun caranya (tapi please, jangan mawar atau teddy bear), asalkan diawali dengan sebuah niat tulus untuk membuat yang disayang tersenyum, semuanya akan termaklumi.

Saya pun tersenyum, mengirimkan satu judul lagu untuk teman saya tadi, dan berharap, semoga esoknya dia dan pasangan benar-benar bisa bertukar senyuman yang bermakna. Lebih dari sekedar ritual Valentine itu sendiri. .

***

And this morning, i smell a conspiracy between Valentine's Day itself and the universe. They sent me a special personalized valentine present. When the present passing me by on the highway--trying to make a statement--all i could do was capturing it right away.


"I really wanted to share it with you, 
and the thoughts of it made me smile... even wider."

***

"Before I die I'd like to do something nice
Take my hand and I'll take you for a ride
You hit me yesterday because I made you cry
So before we die let me do something nice

I want to buy you something but I don't have any money

No I don't have any money
I want to buy you something but I don't have any money
No I don't have any money

And if I had a car I would trade in my car

If I had a gun I would trade in my gun

Honey we ran from the country,
when we rushed to the city
And now there's nothing to be done
there's nothing to be done..."
--The Drums, on : Money
.

No comments:

Post a Comment