lewat sebuah kotak bergambar yang bisa berbicara, dia melihat dunia, menyusun mimpi, dan mencari keseimbangan.
lewat sebuah kotak bergambar yang bisa berbicara, dia menemukan dunia baru. Dunia setelah dini hari yang tidak sunyi, dan diterangi seperti sore hari.
lewat sebuah kotak bergambar yang bisa berbicara, dia menilai. menilai kemampuannya sendiri untuk masuk kesana dan menjadi bagian dari orang-orang berukuran mini dalam kotak tersebut.
lewat sebuah kotak bergambar yang bisa berbicara, dia menemukan dunia baru. Dunia setelah dini hari yang tidak sunyi, dan diterangi seperti sore hari.
lewat sebuah kotak bergambar yang bisa berbicara, dia menilai. menilai kemampuannya sendiri untuk masuk kesana dan menjadi bagian dari orang-orang berukuran mini dalam kotak tersebut.
***
ia mengetuknya dengan hati-hati. seseorang di dalam sana terus bicara tanpa henti. ia pun sadar, ia telah menjadi bagian dari kotak tersebut sejak lama, hidup bersamanya. tapi tentu saja kotak itu hanyalah kotak bergambar yang bisa berbicara. ia tidak bisa diajak bercengkrama, atau bermain bersama.
memang yaa!! sajian cerita dari sudut tutur orang ketiga, selalu sukses memperkuat dramitisasi jadi terasa magis (ttp drama tp tegas & ga mehek2), that's why gw selalu suka cara ini. *ngomong apa sih gw?? wukakakakk
ReplyDeleteposting ini bukan karena ngefans sama Tim Marbun ya bo! AWWW! #soktahugue
ReplyDeleteapaan sih bo? TV? wah gawat-gawat..hahaha
ReplyDeletei will and always be a TV addict. But let me add more to that, TV-with-TimMarbun-on-it addict.
ReplyDelete