Saturday, October 2, 2010

Day #16 : Teori Budi.

Ditengah kebosanan menunggu di sebuah pusat shuttle service antar kota, seorang bapak mengemukakan teorinya soal salah satu nama paling common di Indonesia. BUDI. Saya mulai merasa terhibur dan mencuri dengar.
Katanya pada temannya, "Ada 7 juta Budi di Indonesia..."

Oh really? Saya mempublishnya di twitter. Sekedar yg mengecek. Yang me-retweet tidak terhitung.

Oke, saya sedikit lebay. Cuma dua sih. Tapi benar, sebegitu banyak kah Budi di Indonesia?

***

Saya jadi ingat nama lain di Indonesia, yang sempat banyak diperhatikan orang, setelah diangkat oleh seorang penulis slash artis, HERMAN--bukan nama penulisnya. Teori penulis itu, nama Herman begitu common terdengar di telinga dan diucapkan orang Indonesia, tapi bukan benar-benar nama yang ada di daftar orang yang kita kenal. Waktu membacanya saya mengerenyit. Well, saya punya paman yang namanya Herman, jadi teori itu aneh sekali. Tapi banyak sekali, hampir semua yang pernah membacanya bahkan, menyatakan kebenaran teori itu. Entah karena nama Herman adalah nama yang hanya populer di ranah fiksi saja, atau karena semua Herman itu penyendiri, atau hanya karena teori itu telah terlanjur dibukukan, atau karena penulisnya adalah artis.

Tapi diluar kenyataan yang saya anggap benar, bahwa saya punya kenalan yang benar-benar bernama Herman. Sebuah teori lain sudah kembali membuat saya bingung, dan menyangkal kebenaran. Ada 7 juta Budi di Indonesia. Banyaknya Budi di Indonesia menjelaskan teori Herman. Karena kalau Herman yang ada dalam teori Budi, pastilah Herman sudah sebegitu terkenalnya.

***

Tidak lama salah satu petugas shuttle service itu memanggil nama Budi. Dalam ruangan itu tiga orang berdiri. Salah satunya adalah bapak pencetus teori Budi.

Ya, Herman memang tidak sebanyak Budi. Tanyakan saja pada 6.999.997 Budi lainnya.




1 comment:

  1. kebayang klo semua Budi ini udah pada nikah, bsa2 ada 14 juta lbh 'Ibu Budi" di Indonesia ( 7jt nyonya Budi, 7 jt lagi ibu kandung si Budi) blm tmsk Budi2 yg poligami.

    ReplyDelete