Saya membuka sebuah folder dengan nama Freezin’ Moments.
Sebuah gambaran gelak tawa menghambur. Ada yang pura2 tidak lihat kamera, ada yang flirting dengan teman yang sudah lama dikeceng, ada juga yang sok2 galau dengan gaya merem melek sambil memegangi kepala seolah sedang migren.
Saya terbawa kedalam sebuah keadaan sentimental bernama kenangan. I usually hate this kind of moments. Yes, sentimental moments. Tapi begitulah adanya kalau tiba-tiba merasa kesepian. Memandangi sebuah potret kebersamaan akan membuat kamu bingung. Apakah harus menangis atau tertawa. Saya pilih tertawa. Mungkin orang-orang yang secara tidak sengaja melintas di depan kamar saya akan menganggap saya gila. Ah saya nggak segitu pedulinya. Tawa itu menenangkan.
Saya sudah lama sekali menganggap folder itu harus saya hapus dari computer saya. Memorinya sudah mulai penuh, otomatis mekanisme sistem juga jadi lamban. Memori di otak saya sendiri saya pikir juga sudah mulai penuh. Anehnya dia tetap bekerja dalam performa penuh. Setiap cerita mengalir begitu saja. Memang dalam urutan yang random. Tapi semua detail sukses terbuka. Dan itu membuat saya merasa lengkap.
Lalu buat apa juga saya merasa kesepian. Sebuah folder saja, telah sukses memicu folder-folder lain dalam otak saya. Mengingatkan saya pada sebuah kenyataan, saya punya banyak sekali saudara tak sedarah bernama teman. Sebuah keluarga yang tidak memiliki marga. Friendship.
Saya lupa dan sekarang ingat lagi. Menyenangkan rasanya berada ditengah-tengah sebuah lingkaran pertemanan. Untung ada momen-momen beku yang bisa saya cairkan kapan saja. Have it, and you won’t feel alone….
No comments:
Post a Comment