Wednesday, January 6, 2010

a (semi)mental-breakdown.

merasa sendirian dan mulai tidak nyaman
mudah menangis
gundah tanpa alasan yang tepat
mengumpat hanya karena hal-hal remeh

Semua symthomps yang bisa diketemukan pada semua wanita di usia twenty-something.... dan pada diri saya.

Am I in the middle of mid-life crisis, or Am I having this (semi)mental-breakdown ?

***

Bergaul dengan banyak teman yang berusia jauh lebih tua, membuat saya sangat mengetahui bagaimana rasanya ada di bagian paling kritis--katanya--dari kehidupan perempuan. Twenty-something. Start on your 22nd or 23rd, and last till you reach another part of life, thirties.
Waktu itu saya hanya manggut-manggut. Saya masih belasan tahun, menunggu ulang tahun saya yang ke-20. Katanya sebentar lagi saya akan memasuki masa-masa paling absurd dari kehidupan saya secara keseluruhan. Meskipun ditakut-takuti, bisa saja saya tidak bisa keluar dari bagian kehidupan itu hidup-hidup, saya malah merasa sangat bersemangat. Di otak saya, yang entah kenapa selalu tertantang untuk melakukan hal-hal buruk--dan selalu kalah (baca : rokok, alkohol, dan hal-hal lain yang tidak enak jika disebutkan)--akan menyenangkan tampaknya memiliki tantangan baru dalam hidup. Maklum, saya baru saja keluar dari masa teenage yang meskipun juga fluktuatif, tapi sangat terasa aman.
Temang saya tertawa melihat sunggingan senyum bersemangat saya. Katanya, "Lihat aja nanti booo! Gue tunggu di sebrang cuma, untuk ngetawain dan bilang, 'what i told 'ya...'"

***

And here I am.

In my not-too-far-from-23-where-it-all-started. Entah ini hormonal atau apa, yang jelas saya merasa menjalani kehidupan saya dalam PMS berkepanjangan. Grumpy, jarang tersenyum, menarik diri dari keramaian, dan mulai banyak mengeluh. Koleksi pakaian yang kurang update (padahal punya satu lemari penuh, yang bahkan sudah sulit ditutup), pekerjaan yang menyebalkan (padahal hanya satu-satunya pilihan yang bisa bikin orang iri, karena waktu yang sangat 'bebas'), kehidupan pergaulan yang membosankan (padahal bertemu orang baru setiap hari, tapi tetap malas memulai hubungan), dan ini itu, banyakkkkk sekaliii. Dan puncaknya, saya mulai sering menangis dalam tidur. Untuk hal yang saya tidak tahu apa. Mungkin ini rasanya menjadi Heath Ledger sebelum meninggal, mencoba melepaskan sosok asing dalam dirinya--yang ternyata adalah Joker, tokoh yang diperankannya sepenuh hati di film terakhirnya--lalu insomnia, hingga frustasi...dan mati.

***

Saya adalah Spongebob dalam episode serial Spongebob Squarepants--yang ironisnya--adalah kesukaan saya. Episode RockBottom.

Dikisahkan Spongebob pergi berlibur bersama Patrick. Namun Spongebob malah tertidur dalam bis dan nyasar ke sebuah kota bernama RockBottom. Pintu masuk kota ini cukup absurd, yaitu sebuah jalan turunan dengan sudut kemiringan 90 derajat. Kotanya pun sama absurdnya, dengan orang-orang aneh yang tidak dikenal Spongebob, yang bicara dalam bahasa aneh, yang bahkan tidak bisa dibedakan jenis kelaminnya.

Di kegelapan kota asing tersebut, Spongebob berdiri di tepi jalan. Senternya mati, dan hari mulai gelap. Jadwal bis pulang terakhir sudah lewat. Dan, Patrick secara tidak sengaja malah meninggalkannya.

Sendirian. Gelap. Asing. Mendadak Spongebob merasa tidak mengenal dirinya lagi.

***

Menganalogikan kehidupan saya dengan sebuah episode serial kartun, dengan tokoh utama seonggok spons pencuci piring berwarna kuning, memang cukup absurd. Saya sebenarnya melakukannya hanya untuk membuat tulisan ini menjadi sedikit sarkastis dan (berharap) jadi lucu. Tapi sekarang lucunya, saya malah merasa takut.

Jika di episode itu, Spongebob dibuat pulang ke Bikini Bottom dengan selamat, dan meninggalkan Rock Bottom selamanya (maaf, untuk yang belum menonton episodenya, dan saya malah membocorkan endingnya) oleh sang penulis, lalu bagaimana nasib saya ?

Apakah 'Sang Penulis' kisah hidup saya akan melakukan hal serupa ?

4 comments:

  1. wajar lah twenty something dengan segala permasalahannya emang selalu terlihat complicated.. tanya lah ama diri lo sendiri mau sampe kapan lo ngerasa "breakdown" jangan sampe situasi itu jadi comfort zone buat lo aja..
    inget2 lah potensi2 yg lo punya, baik potensi2 yg mungkin bagi lo udah basi, potensi yg lagi lo jalani skrg, dan potensi yang bakal lo temui ntar..

    tenang bo, masih ada org2 kaya alfa, oo, gw, yg bakal ngebawa lo dari posisi breakdown.. ....menjadi lebih positif, absurd, dan mesum- hahahahahha...
    jangan lama2 ah breakdown nya,,, kenapa sih ni temen2 gw.. (alda, ibeth, lo)
    sindrom nya kayanya sama galau2 gimanaaa gt.. :p

    ReplyDelete
  2. mungkin karena kami belum lulus... (no offence girls hehehhe)

    Hahahaha

    Ngga tau, yang jelas kegalauan ini mulai membuat gue ingin menghilang.

    Yes please, help me out....

    ReplyDelete
  3. eh gw kagak galau men, cuma males, hahaa...

    ReplyDelete
  4. alesan aja lo beth ah, hahahaha...

    ReplyDelete