Tuesday, November 26, 2019

Sebuah Surat Terbuka untuk Perempuan Lain.

Apa yang kamu pikir kamu tahu tentang dia?

Sepersekian hidupnya yang dia bagi denganmu? 
Sepersekian cara pandangnya yang kamu pikir segalanya?
Sepersekian ambisi dan cita-citanya yang terdengar memukau di telingamu?

Sepersekian masalahnya, yang kamu pikir bisa selesaikan, semudah berkirim salam dengannya?
Sepersekian cerita-ceritanya yang membuat sepenggal sore di parkiran motor, jadi terasa seperti selamanya untukmu?
Sepersekian waktu sarapan, makan siang dan makan malam, yang kamu pikir bisa jadi keseluruhan waktunya?

Sepersekian kebersamaan yang ingin kamu perlihatkan pada dunia namun tak dia ijinkan?
Sepersekian kisah kami yang kamu tolak untuk pahami?

***

Apa yang kamu pikir kamu tahu tentang dia, hanya sepersekian hal-hal yang tanpa sadar dia bagikan, karena kamu memaksa ada. Tapi aku dan dia––kami––kami berbagi sebuah hal yang lebih besar; cerita tentang masa depan. Yang secara sadar dibangun bersama sejak lama. Yang dengan atau tanpa kamu, nyatanya masih ada.

***

Dan kamu, pulang lah. Di sini tidak pernah dan tak akan pernah ada tempat untuk kerumitan, apalagi untuk yang lain.




"Laras hati
Alirkan diri kembali
Membujur tubuhku
Sejuk pangkuan dirimu
Tak ingin terbungkus
Terbungkus penyesalan
Puing-puing janjiku
Kupugar kembali untukmu
Segala denyut nadi memanggil
Kamulah satu-satunya
Kamulah…"
––Kamulah Satu-Satunya, Dewa 19

No comments:

Post a Comment