Dia terbangun dari tidur dengan perasaan tidak karuan. Mungkin akibat tidurnya memang tidak terlalu nyenyak, mungkin juga akibat satu kata, yang diucapkan begitu saja tepat sebelum ia memejamkan mata. 'Almost'.
***
Selalu ada 'hampir' dalam setiap cerita.
Hampir berkenalan, tapi ternyata si perempuan sudah punya pacar. Hampir jadian, tapi ternyata si laki-laki mundur teratur setelah bertemu calon mertua galak. Hampir menikah, tapi ternyata salah satu mempelai mengalami last minute panic attack, dan membatalkan semuanya. Hampir berhasil bunuh diri, tapi ternyata obat nyamuk yang diminum kurang banyak.
'Hampir' itu mungkin romantis (juga tragis). Tapi untuk dia, 'hampir' itu sudah terlalu basi.
***
Dalam cerita ini, 'hampir' hampir selalu muncul di saat-saat yang tepat--atau mungkin saja tidak tepat. Selalu berhasil mencegah mereka dari apapun yang dia inginkan untuk terjadi.Hampir dipertemukan. Hampir benar-benar menjadi kenyataan. Hampir menjadi satu.
Dan puncaknya pagi tadi. Katanya, "I almost ask you to wait for me."
Dia menjawab, "Just ask me, and I'll wait, whatever it takes."
Lalu, "....".
***
Dia berpikir lagi dan menambahkan, "Maybe you forgot. I've been here all the time. I wait."
Dia tahu, yang dia butuhkan hanya permintaan itu. Karena, jika sudah diminta, itu artinya hanya masalah waktu.
jadi yg penting disini adalah ucapannya?
ReplyDeleteklo ga berucap maka ketidakjelasan tidak akan menemui ujungnya?
asik jg tulisannya,keep writing and blogging yaa...
i'll always wait your latest update.
*maaf yaa kaka klo komentar aku ga sesuai harapannya.
aku cuma pengen ngomentarin aja :)
dan meninggalkan jejaknya disini:
adynura.blogspot.com (^^)v
@adynura : yeah, something like that, i guess. It's important to ask, because maybe someone will reply with a yes.
ReplyDeleteHeyy... terima kasih lho! Dan, mana ada comment yg tidak sesuai harapan, it's a pleasure ;)