Saturday, November 22, 2008

You Deserve The Better. I Deserve The Best.

“I have the BEST boyfriend ever!”

“I have the BEST girlfriend ever!”

Kalimat manapun yang kita pikir tepat, apapun jenis kelamin kita—laki-laki atau perempuan—seringnya akan kita katakan ketika :

 

  1. Umur hubungan kita baru sebulan dua bulan; dimana kebahagian seakan diberikan secara maksimal dari langit, melalui seorang pasangan yang pengasih, pengertian, tampan-cantik,pintar...etc.
  2. Umur hubungan kita sudah menginjak setahun lebih; tetapi kebahagiaan masih terasa diberikan secara maksimal dari langit, lewat seorang pasangan yang masih juga tampak pengasih, pengertian, tampan-cantik, pintar...etc....disertai dengan beberapa kekurangan yang masih bisa ditolerir.
  3. Pasangan kita memberikan kecemasan sesaat, yang kemudian dibalas dengan surprise berupa hal-hal tidak terduga untuk kita (namanya juga surprise), atau...yahhh...hal yang kita sudah duga sebelumnya, karena kita sempat memancing dengan menyebutkan hal-hal kesukaan kita dari jauh-jauh hari.

 

Akan lain keadaannya, ketika :

 

  1. Umur hubungan kita baru sebulan dua bulan, lalu tiba-tiba pasangan kita terlihat sedang jalan-jalan bergandengan tangan bersama  orang lain, padahal katanya sedang menemani  ibunya. (Jangan pernah percaya, kalau yang kita lihat, adalah seorang wanita yang jauh lebih muda atau malahan laki-laki yang jauh lebih muda atau tua sekalipun.)
  2. Umur hubungan kita sudah menginjak 10 tahun lebih, kita beranjak menua, tetangga sudah menggunjingi kita perawan tua dan perjaka gagal, dan dia belum juga mau menikah dengan kita.
  3. Pasangan kita mengajak bertengkar setiap hari dan hal-hal kecil membuatnya marah.
  4. or.....simply when you feel that you’re not happy....

 

Kalimat yang keluar dari kita adalah :

“I deserve the BETTER...!” (berlaku untuk semua jenis kelamin dan umur)

Diucapkan dengan bengis di depan cermin atau seorang sahabat, lalu diakhiri dengan kesedihan atau tangis (bisa juga berbentuk raungan, guling-gulingan, atau kesendirian menahun).

 

Saya bingung. Kesedihan mungkin kadang membuat kepintaran kita meleleh bersama air mata.

Kenapa ketika bahagia, kita merasa sudah mendapat yang ‘terbaik’, sedangkan di masa berkabung kita, kita cuma merasa harus mendapat yang ‘lebih baik’.

Seharusnya kesedihan memberikan semangat pada kita untuk mencari yang terbaik,  bukan yang sekedar lebih baik. Dan kita juga seharusnya ingat, bahwa kebahagiaan itu, tidak selamanya yang terbaik, hanya mungkin terasa yang terbaik di suatu waktu dalam kehidupan kita.

 

Mungkin lebih baik memilih berkata,

“ You deserve the better....” karena pastinya mereka perlu orang yang bisa dengan lebih baik mencintai mereka ‘apa adanya’ (yang tahan akan perselingkuhan, kontrol berlebih, dan ketidak bahagiaan), dan membawa mereka sadar, that you’re the best in some other way.

 

“...and I.... I deserve the best...”

Hanya karena kita memang layak mendapatkan yang terbaik, dan selalu tahu apa yang terbaik untuk kita.

 

Keep saying that you deserve the best, and the best one will come when you’re least expected.

 

No comments:

Post a Comment