"Yo, Move your big a**, lady....Make a room!" seru si Loreng marah-marah. Pardon her language, gaya nya memang begitu. Terobsesi jadi artis R&B afro-american. Liat saja dandanannya dengan leopard print warna cokelat itu.
"Haduhh...harusnya situ yang agak sedikit minggir. Saya kejepit nih..." kata si Manik tidak kalah ceriwis. Dia membereskan manik-manik merahnya, yang terinjak.
"Sssst.... tenang!" Si Purple mengambil alih, mungkin dia yang paling waras di ruangan itu. Gaya bossy nya, dengan satin berwarna ungu itu, membuatnya semakin tampak seperti leader. "Lebih baik kalian diam. Atau orang akan mendengar kita."
***
Manik-manik warna merah menyala.
Ungu satin yang anggun.
Dan satu lagi, leopard printed cokelat. Dia favorite saya.
Mereka dimasukan secara paksa ke dalam kantong belanjaan itu, oleh penjaga toko. Saya menenteng mereka dengan puas. They perfectly ended my day.
They just didn't know.
***
"huhuhu....aku berdandan begini bukan untuk dikurung gelap-gelapan bersama kalian. Lihat manik-manik merah ku, lucu khannn...," Manik mulai menangis.
"Welcome to the club. Gue juga disini untuk pamer motif leopard ini. This is so HOT you know..." sahut Loreng acuh tak acuh.
"ssshhh....please girls, stay quiet. We're shoes, we aren't suppose to talk. just sit pretty and be patient. We're made to be worn. Believe me, this is just a beginning of our wonderful journey... " ucap Purple bijaksana.
Mereka bertiga menatap ke atas. Ada cahaya. Disusul dengan sepasang tangan manusia. Tangan yang gemetaran karena senang.
"Yes miss, shoes are made to be worn, and one of you are going to accompany me starting this lovely July.
Oh, maybe the red one is perfect..." bisik manusia itu.
***
Saat mengeluarkan sepatu manik-manik merah dari kantong, saya mendengar pekikan tertahan, "yayyy! she had just picked me!"
Did she just speak ? Are shoes suppose to speak, like all those toys in Toy Story ?
Well, mungkin saya berhalusinasi akibat euphoria berbelanja sepatu kemarin malam.
===========================================
btw, this is my first attempt of continously writing my blog in this whole July. Theo nantangin saya. And i said yes. Mungkin juga saya menantang diri saya sendiri. Menulis setiap hari dalam sebulan, that should be interesting. And, yes, I definitely said yes....
Let this feast begin "30 Hari Menulis Blog" !!! *finger crossed
HAHAHA. Gw ingat salah satu cerpennya Sapardi Djoko Damono, di bukunya 'membunuh orang gila'.
ReplyDeleteAda juga cerita tentang sepatu yang bisa bicara, gw rasa si Leopard, bakal tahu lebih banyak tentang kehidupan lo, karena ia kesayangan, dan bakal lo ajak kemana aja.
Jadi mulai sekarang gw bakal belajar bahasa sepatu ah :-P biar gw tahu rahasia lo. Tar gw bisa interview si Leopard. Hihihi.
Ayo Ginna, ini baru satu hari, mari menulis selama 30 hari :-)
Wow..woww..woww "30 hari menulis blog"?
ReplyDeletemenarikkk..!! curiga gw bakal jadi pembaca setia sepanjang 29 hari kedepan aeh..aeh..aeh
Soal sepatu, hoho hoho ga bisa komentar selain "itu tiga2nya ginna b-a-n-g-e-t!"
Dan merah manik-manik itu..yakk setujuu! gw pun merasa dia udah plg pas menemani Miss Finalis beraksi di awal Juli ini
selamat beraksi jenggg
ps. oh iya tambahan bwt "perempuansore" tantangan lo oke adanyaa! *hihihi
Bubu
ummmmmmmm,,
ReplyDeletegimana kalo cerita ini dibikin sekuelnya?
gw udah nemu judul yg pas lohh..
"The Thong Ballad"/"The G-String Ballad".
*kaburrrrrrrrr
Theo : belajar bahasa sepatu itu susah harus siap diinjek-injek. JAdi mari menulis saja kita.
ReplyDeleteBubu : yeahhh....! (???)
Detta : agak susah bikin sequel begitu. Soalnya mereke (gstring dan thong) khan terjepit diantara...ehemmm... ya kau tahu lahhhh...