Showing posts with label random thoughts. Show all posts
Showing posts with label random thoughts. Show all posts

Friday, October 14, 2011

paranoid club.

"Are you sure you're the heroine of your own story, instead of just a supporting role, to complete someone else's story?"
***

Kadang-kadang aneh sekali rasanya menghadapi kenyataan, bahwa suka atau tidak, kehidupan kita ini akan selalu beririsan dengan kehidupan orang lain. Mulai dari cara yang paling sederhana, hingga cara yang paling rumit, seperti di film-film semacam serendipity.

Keputusan saya, memilih kaos bunga-bunga yang membuat saya menghabiskan 30 menit untuk berdandan, dan akhirnya terlambat berangkat ke kantor, bisa saja mempengaruhi kehidupan orang lain. Siapa saja. Sopir angkot yang harus berhenti beberapa detik untuk memberi jalan pada mobil saya, tukang nasi uduk yang dagangannya tidak jadi saya beli karena sudah tidak ada waktu, atau bahkan petugas tol yang harus menahan pipis sebentar karena harus melayani pembayaran saya dulu.

A simple tinniest decision we've made, affect others.
***

Then, how can you be sure, that the life you're living now, is designed personally for you ? How about, if at the end, it's just a little unimportant scene, from a bigger story, that not even yours?

And all the sadness, fuzz, craziness, --any other mixed feelings that you feel all along--what's the importance of it all ?
***

We laughed our ass off, my friend and I. The idea of 'our complicated story is just a part of someone else's happy ending' stabbed us right on the heart. What we have now are weird enough, we don't need them to be any weirder.

But then, another friend barged in. He said, "Over the years, I came to conclusion : It doesn't matter anymore whose story ends how. Just keep swimming. Like Dory the fish said."

We laughed louder. I ended up our late night discussion, and went to sleep in agony.


 [weheartit.com]

***

"God is a music enthusiast, who put the soundtrack to our life. God is a director, who put the twist to our story. But, what kind ? Let's just assume, not the lazy one."

"It's so easy from above  
You can really see it all  
People who belong together 
Lost and sad and small  
But there's nothing to be done for them 
It doesn't work that way  
Sure we all have soulmates but we walk past them every day, oh no ..." --'From Above', Ben Folds & Nick Hornby.

***
*dedicated to bule and budi. Last night's twit-group-discussion bugging me a lot. hahaha.

Thursday, September 8, 2011

listening to radiohead and filling in the thougths of you into it.

talking about sting, and suddenly missing you.
i'm no longer sad, i'm just mad about you. i guess.

***

[“Synchonicity,” The Police Album Art. 1983.]

Tuesday, October 5, 2010

Day #19 : one day slacker.

the sun is shining too bright. I don't want to wake up. I don't want to shower. I don't want to go to work. I just want to be a slacker for one day, and not feeling guilty about it.

Thursday, September 30, 2010

Day #15 : [REAL] man manual.

seorang laki-laki telah menjadi laki-laki, jika sudah berani mengakui, bahwa ia juga menyukai hal-hal yang disukai perempuan. Membaca majalah perempuan, mengikuti saran artikel self help, bergosip, dan nonton maraton serial sex and the city di TV kabel.

Yang tidak boleh dilakukan laki-laki hanyalah berselingkuh. Tentunya disamping memakai topi vedora berpayet, crop jacket glitter, dan suit warna pastel.

Wednesday, September 29, 2010

Day #13 : random.

today wish list :

a cup of banana ice cream
a splash of barbeque night with friends
a hint of smile from some strangers
a kiss that last forever

***

ingredients of an anti-boring day.

Monday, September 27, 2010

Day #11 : mimpi-mimpi yang terlupakan.

Saya berharap ingat mimpi semalam. Seharusnya ada alat yang bisa membuat kita bisa tetap mengingat semua detail mimpi kita, setidaknya hanya sampai saya bisa mencatat dan mengartikannya. Saya hanya ingin tahu, kenapa saya banyak sekali bermimpi tentang kamu, bahkan ketika kamu tertidur di sebelah saya. Apakah mimpi-mimpi ini mencoba mengatakan sesuatu, atau ini hanya sebuah refleksi kebersamaan yang mulai terlalu banyak?

Tapi mimpi semalam, saya ingin sekali ingat. Saya ingat, bahkan ditengah-tengah tidur saya yang tidak terlalu nyenyak tadi malam, saya berusaha mengingatkan diri saya, agar begitu terbangun langsung menceritakannya kepada kamu.

Kenyataannya, pagi tadi kita hanya berpisah lewat sekilas salam dari balik jendela. Saya lupa. Dan sekarang sudah terlambat untuk mengingatnya.

***


Wednesday, September 22, 2010

Day #6 : salam dari pusing.

menonton upin dan ipin, sambil memegangi kepala. Berharap tayangan ini akan membuat pusing saya berkurang.

Ini bukan jenis pusing yang dirasakan ketika kita sedang banyak urusan dan tinggal menunggu kepala meledak saja. Ini juga bukan pusing yang dirasakan ketika hidung tersumbat karena flu, menghambat asupan oksigen ke kepala. Ini bukan juga pusing-pusing yang biasa saya rasakan gara-gara terlambat makan. Ini bukan pusing biasa. Dan percayalah, saya telah merasakan sebagian besar jenis pusing di dunia.

I even cheated the worst of it earlier in my life.


***

Saya masih ingat seberapa khawatirnya wajah mama, saat saya yang waktu itu masih usia TK, mengaku melihat langit-langit rumah kami berputar, lalu terasa menimpa saya, sampai napas saya sesak. Ia merasa melakukannya kepada saya. Sore harinya mama tidak sengaja menge-rem mobil yang kami tumpangi secara mendadak, membuat saya yang duduk di kursi samping supir, terlempar menghantam kaca.

Sejak itu kepala saya sering sekali pusing. Bahkan seringkali berakhir sangat mengerikan, seperti langit-langit yang serasa runtuh, raksasa yang terasa menginjak kepala, atau rumah yang terus berputar.

Tidak ada penjelasan medis, bahkan setelah beberapa kali mengunjungi dokter, sampai di rontgen segala. Waktu itu saya menyangka, saya akan menghabiskan seumur hidup saya, merasakan pusing.

Sampai sebuah de javu...
***

Di tempat yang sama persis. Dengan kejadian yang sama persis. Seperti sebuah reka ulang, kepala saya kembali membentur kaca depan mobil. Cukup keras, i even could feel a snap in my head. A snap that heal me.

Hari itu, pusing tidak lagi datang melalui langit-langit yang berputar atau raksasa. I cheated it.
***

Memang, kadang-kadang pusing masih mengunjungi saya. Cukup sering ketimbang yang biasa orang rasakan, seperti hari ini. Pusing yang belum pernah saya tahu. Mungkin ini hanya sebentuk salam lainnya dari pusing.

Pacar saya menyarankan untuk pergi ke dokter. Saya belum mau melakukannya. Mungkin saya takut. Atau mungkin saya lebih percaya spekulasi saya sendiri.

"Like that old movie Final Destination, Devon Sawa once cheated destiny, the worst of it, death. It ends haunted him forever, ini a little less form of destiny.
Well, i guess it's better than the worst. The death itself."



Tuesday, September 21, 2010

Day #5 : Mr. Postman.



Accidentally found this picture, and all of sudden, I feel like I miss Mr. Postman. It's been a while since I last did writing with my own hands and pencil, instead of keybaoard. Put it in an envelopes, stamped it, and send it with Mr. Postman's help.

I miss the feeling of waiting on the porch, beside the mailbox, and opening it every minutes, until Mr. Postman finally arrived.

the satisfaction pays all the effort.

***

well, I'm gonna do something for the sake of Mr. Postman. I'll tweet about it.



pictures taken here.

Monday, September 20, 2010

Day #4 : beberes.



Seberapa benci kamu akan kata : "beberes" ?

Saya yakin kebanyakan akan menjawab, SANGAT. Tapi saya yakin, saya lebih membencinya ketimbang siapapun.

Seriously, i hate it so much!
***

Entah itu beberes dalam konteks, rumah, kamar, cubicle kantor, bahkan rambut. Berbeda dengan adik saya, yang entah kenapa, gila kerapihan, saya benci segala sesuatu yang tertata. Menurut saya segala sesuatu yang diatur itu tidak normal, tidak natural, tidak seru.

Di kampus dulu, saya dikenal bukan karena saya mahasiswa teladan atau mahasiswa yang banyak kegiatan. Saya seringkali lebih dikenal gara-gara rambut saya yang tidak pernah disisir. Padahal, bukan maksud saya jadi terkenal gara-gara tidak pernah nyisir, saya hanya malas menyisir, benci menyisir. Karena dengan menyisir, itu artinya saya harus beberes rambut setiap hari, sebelum berangkat ke kampus.

Ibu saya pernah bilang, "anak cewek kok, ngga pernah nyisir. Nanti ngga ada yang naksir." Saya tidak peduli, kebetulan waktu itu sedang ada yang naksir pada saya. Lagipula untuk apa menyisir--beberes--untuk orang lain, agar suka pada kita.
***

Suatu hari, saya menemukan rambut saya ruwet. Seperti habis digimbal. Saya coba mengurainya dengan jari, dengan tangan, dengan shampoo. Hanya sisir yang tidak saya coba, karena saya tidak terbiasa menyisir, saya tidak punya sisir.

Hari itu, rambut panjang saya harus dipotong. Saya hampir menangis. Rambut saya harus dipotong, hanya karena saya tidak suka menyisir. Sebuah hal yang selayaknya dilakukan semua orang yang mempunyai rambut.

Saya melihat helaian rambut yang jatuh satu persatu. Hidup saya yang berkembang bersama rambut itu juga ikut berjatuhan.

Hanya karena saya tidak suka beberes, hidup saya harus terpotong. Tersendat, menunggu nya tumbuh kembali, sampai panjang seperti sebelumnya, lalu baru memulai kembali.
***

picture taken here .


Dalam rambut pendek saya, saya akhirnya mengerti. Beberes itu bukannya agar kita disukai orang lain, karena kerapihan yang kita miliki. Beberes itu untuk menata apa yang kita punyai.

Karena saat semuanya tertata, kita tidak perlu menunggu.

Sunday, September 19, 2010

Day #3 : so, it isnt't that easy.

Mudah memang mengatakan pada dunia apa yang kita pikir kita bisa lakukan. Yang lebih susah adalah melakukannya.

***

Saya tumbuh sebagai satu sosok instan, yang kurang menghargai proses. Saya mengucapkannya dengan bangga, karena itulah saya. Ibaratnya membaca buku, saya tidak akan ragu-ragu melompat ke bagian akhir, kalau di tengah-tengah saya mulai bosan dengan alur ceritanya.

Ya, saya memang selalu kalah dengan rasa bosan. Bosan berkerja, bosa menonton, bosan di rumah saja, bosan ini, bosan itu.

Tapi saya tidak pernah mengira saya akan sampai pada satu kata ini : bosan menulis. Bosan pada sesuatu yang saya selalu katakan kepada orang lain, akan terus saya lakukan.

***

Entah ini hanya sebuah fase, atau ini akan berlangsung lebih lama. Semoga ini hanya sesuatu yang mereka bilang writer's block.

Karena saya sangat suka menulis. Satu-satunya hal di dunia yang saya tahu bisa saya lakukan dengan benar.

But yes i have to admit. It's not that easy to do what you think you could do.





Friday, September 17, 2010

Day #2 : blank page.

i pushed myself harder than before. and i feel like i'm standing on a blank page of my life. drunk of failure, waiting for someone to slap me in the face.

i pray to something i didn't know exist. a true happiness that nobody could describe.

sick, i wrote a page of my wish. and it's still blank.





Monday, August 2, 2010

Men + Tawa + i = hidup.


sometimes life is just unpredictable, menyerang dengan kejutan-kejutan saat kita lengah. Menghalang-halangi rencana yang sudah disusun matang. Menyebalkan ? Pasti! Mengutip kalimat seseorang, seperti ini rasanya :

"kayak ditabrak truk, pas lagi nongkrong di warung kopi, di dalam kampung yang jalannya ngga cukup buat dilewatin truk...

atau lagi nyebrang, tiba-tiba ditabrak boeing 737...

atau lagi ngerokok di genteng, terus ada orang pakai parasut mendarat di samping kamu, trus ngomong bahasa Jerman."


Dia serius waktu bilang begitu. Memang orangnya 'serius' menghadapi hidup. Andai saya bisa sedikit lebih seperti dia.

Mentertawai, bukan mengutuki hidup.



monologue.

so I guess I failed my project, #30harimenulisblog...

Membuktikan bahwa bagaimana pun, saya tidak bisa menulis dengan cara dipaksa. Sekaligus pertanda, satu lagi kegagalan terjadi di tahun ini, padahal ramalan zodiak bilang ini tahun keberuntungan saya.

Well, whatever the prophecy said, it's not gonna work unless we fight harder...

***

oh ya, that was a monologue.

Saturday, July 10, 2010

life surprise(s).

Seorang teman bilang dia lebih memilih untuk dikejutkan oleh hidup. And I should do too. You know what...
about 13 hours ago via UberTwitter

Life surprised me a lot lately. And I'd prefer to be stable. I'm not well of taking surprises...
about 13 hours ago via UberTwitter

Birthday surprise,I could just said,"uh,thanks!" Valentine surpise, I said this first before someone gave me some, "valentine sucks!"
about 13 hours ago via UberTwitter

And of course, life surprise(s). I said, "fuck you life, you can go to hell, and burn. Let me just LIVE normally, like other people do!"
about 13 hours ago via UberTwitter

For once in my life, I want to be normal,average,main stream, or whatever 'normal' called.No more surprises please,just please let me be me.
about 13 hours ago via UberTwitter

***

Life surprise(s). Written for #30harimenulisblog #9. Too lazy to open up my laptop, just gonna copy it to my blog later.
about 13 hours ago via UberTwitter

*my first attempted micro-blogging. Posted here without any editing.